BESARNYA anggaran negara untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik menjadi perhatian serius Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Kabupaten Sleman.
Dalam rangka mengurangi beban keuangan negara tersebut, HPN Kabupaten Sleman mendorong kepada masyarakat dan kelompok masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan.
“Sebagai Warga Negara Indonesia, kita harus memiliki kepedulian terhadap tingginya subsidi BBM dan listrik,” ungkap Yusron, Senin (12/9/2022).
Sekretaris HPN Kabupaten Sleman ini minta masyarakat agar hemat BBM dan listrik. “Jika perlu, gunakan energi terbarukan yang sudah ditemukan para peneliti dunia,” kata Yusron saat silaturahmi di kediaman KH Masrur Ahmad, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiah Alqodir, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY.
Pada kesempatan itu Yusron didampingi Pengurus HPN Kabupaten Sleman Ahmad Riyadi dan tokoh muda Indonesia yang peduli dengan energi terbarukan, yang unjuk penggunaan kompor listrik bertenaga baterai surya karya anak bangsa Indonesia.
Peserta forum silaturahmi tersebut sepakat masyarakat harus segera mulai mengubah pola pemanfaatan energi dari fosil ke energi terbarukan yang lebih hebat dan efisien.
“Baik itu di lingkungan rumah tangga, industri, perkantoran, lembaga pendidikan, pusat bisnis, dan lain sebagainya,” papar Yusron.
Sebagai WNI yang tak ingin uang negara habis untuk subsidi BBM dan listrik, Gus Yusron dan Kiai Masrur sepakat perlu adanya gerakan radikal terkait pemanfaatan energi terbarukan.
Dua tokoh NU itu akan terus mendorong pengurus PBNU lebih serius mengampanyekan optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan.
Alasannya, bila masyarakat tidak dipaksa mengubah pola pemanfaatan energi dari energi fosil ke nonfosil, maka pencemaran karbon di bumi akan semakin memburuk.
“Imbasnya, tentu berpengaruh pada ketahanan tubuh dan kesehatan manusia,” tandas Yusron, aktifis penggerak energi terbarukan Indonesia.
Sebagai tokoh NU yang peduli dengan energi, Kiai Masrur menjelaskan, pihaknya akan segera berkomunikasi dengan jajaran pengurus PBNU.
Ia ingin momentum peringatan Harlah NU 1 Abad pada Februari 2023 mendatang juga mengangkat isu tentang optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan.
“Jika perlu, NU menjadi garda terdepan dari unsur civil society yang serius melakukan gerakan mengurangi pencemaran lingkungan dan udara sesuai dengan kesepakatan negara-negara anggota PBB,” kata Yusron.
Menurutnya, NU memiliki peran yang sangat besar untuk mencegah dan mengurangi pencemaran lingkungan dan udara. “Sebab, warga nahdiyin jumlahnya puluhan juta orang,” tandasnya.
Kiai berpenampilan nyentrik, yang tinggal di lereng Gunung Merapi ini berharap, sudah saatnya NU ikut memikirkan masa depan bumi dengan berbicara masalah optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan dalam forum-forum nasional dan internasional. (Fan)
Discussion about this post