MESKI ratusan warga yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III lereng Merapi Kabupaten Magelang, sudah ada yang diungsikan, aktivitas warga masih tampak normal. Mereka tampak masih berkebun, mengolah tanah maupun mencari rumput untuk pakan ternak.
Seperti yang terlihat di Dusun Gemer Desa Ngargomulyo Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang, Senin (9/11/2020). Sejumlah warga masih beraktivitas seperti biasa.
“Ya memang ada perasaan khawatir kalau sewaktu-waktu Merapi meletus. Tapi mau gimana lagi, saya ada tanggung jawab memberi makan lima ekor kambing,” kata Sri Sampir (53) warga Gemer, Senin (9/11/2020).
Ia mengatakan, sebagian warga di desanya sudah diungsikan ke pos yang ada di Balai Desa Tamanagung Kecamatan Muntilan. Mereka yang diungsikan adalah kelompok usia rentan, seperti balita, orang sakit dan ibu hamil atau menyusui.
“Warga yang sehat belum diungsikan,” imbuhnya.
Sri menceritakan saat kejadian erupsi beberapa tahun lalu.
“Dulu ketika sudah hujan abu cukup deras baru warga mengungsi. Sekarang sudah diantisipasi,” katanya.
Ia juga sudah merasakan tanda-tanda Merapi akan erupsi seperti terdengar suara gemuruh saat pagi bahkan kadang siang.
“Sudah satu mingguan ini mungkin. Saya kurang memperhatikan,” imbuhnya.
Sri mengaku akan tetap bertahan di rumahnya bila keadaan masih memungkinkan.
“Kalau belum meletus saya tetap di rumah saja, tapi kalau sudah ya harus mengungsi,” katanya.
Sementara itu, Ruwet, warga Dusun Gemer yang ditemui mengaku sudah menyiapkan sejumlah dokumen penting dan perlengkapan jika sewaktu-waktu harus mengungsi.
“Saya sudah siapkan sejak Kamis (5/11/2020) lalu. Semua dokumen penting sudah saya masukkan ke dalam tas jinjing dan sewaktu-waktu gampang dibawa. Begitu ada aba-aba untuk mengungsi, kita tinggal bawa,” ujarnya.
Ia juga mengaku sudah mendapat sosialisasi mengenai jalur evakuasi, jika sewaktu-waktu Merapi mengalami erupsi.
Sementara itu, terpantau sejumlah kendaraan bak terbuka diparkir di pinggir jalan yang merupakan jalur evakuasi. Menurut penuturan warga, kendaraan itu akan digunakan untuk mengevakuasi warga jika sewaktu-waktu ada peningkatan status Merapi.
Pihak desa juga sudah mengkondisikan beberapa mobil untuk mengangkut warga. Seperti pick up, ambulan dan truk.
Beberapa warga menyampaikan tanda-tanda Merapi akan erupsi. Seperti peningkatan suhu, terdengarnya suara gemuruh, dan jika benar-benar akan meletus maka hewan-hewan yang berasal dari hutan akan turun ke pemukiman warga.
“Hawanya itu panas, kalau biasanya sejuk. Erupsi yang dulu juga seperti ini, hawanya panas. Kalau mau meletus biasanya hewan-hewan yang ada di hutan itu sudah turun, seperti celeng dan kera. Nah kalau sudah seperti itu ya warga desa mulai geger. Kalau hewan-hewan belum turun ya masih aman,” imbuhnya.
Menyikapi status Merapi yang siaga, warga juga terus meningkatkan kewaspadaan. Mereka juga mengikuti arahan dari BPBD. (mag/sul)