MEDIA sosial (medsos) sudah menjadi gaya hidup. Tidak hanya orang dewasa saja. Remaja dan anak-anak pun sudah piawai menggunakan berbagai macam aplikasi di medsos.
Sebenarnya, tidak masalah bermedsos. Tentu saja, jika sesuai umur dan dimanfaatkan dengan baik, akan memberikan banyak manfaat.
Seperti misalnya dengan mengunggah konten-konten edukatif dan informatif di Instagram atau Tiktok. Dua aplikasi yang paling banyak diakses pengguna medsos karena fiturnya mudah digunakan.
Menyadari pentingnya memberikan wawasan bagaimana bermedsos dengan bijaksana dan bermanfaat — sebagai bagian dari kegiatan literasi sekolah — SD Negeri Banyuripan, Kenalan, Kelurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, mengajak semua siswa bikin konten bareng ke Candi Prambanan, baru-baru ini. Kegiatan berlangsung pukul 08.00 – 15.00 WIB.
Istimewanya, dalam wisata literasi bertajuk “Belajar Dunia Fotografi dan Videografi Bersama Para Konten Kreator”, sekolah menggandeng sejumlah konten kreator yang karya-karyanya FYP atau viral karena disukai banyak pemirsa.
Ada selebgram Fahrur Irzan yang kontennya berkebun dengan kemasan kocak. Serta tiktok Abim Sapta Nugraha yang konten tiktoknya tentang manfaat aneka macam tanaman.
Turut serta pula Ayesha Sophia yang menemani peserta untuk belajar sejarah Candi Prambanan dan Yeti Kartikasari, alumnus Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), mendampingi peserta untuk berani tampil di depan kamera sebagai presenter.
Siswa diajak menjelajah seluruh area Candi Prambanan kemudian membuat konten sekreatif mungkin.
Dengan menyenangkan, Abim Sapta yang akun tiktoknya @abimsanuu mengenalkan bagaimana cara mengambil angle-angle menarik dalam sebuah obyek.
Abim, yang juga alumnus Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini, juga memberi contoh apa saja yang harus diperhatikan saat konten kreator berkreasi.
“Amati sekeliling, mana yang menurut kalian menarik dan unik. Gunakan kamera semaksimal mungkin dan harus percaya diri,” paparnya sambil memberi contoh pengambilan gambar di sekitar obyek candi.
Senada, Fahrur Irzan pemilik akun IG @fahrur_irzan ini memberi arahan apa yang sebaiknya dilakukan dan tidak boleh dilakukan konten kreator saat membuat konten.
“Buat konten yang menyenangkan, berisi informasi penting dan hindari untuk membuat konten yang isinya membuat orang tidak nyaman melihatnya,” terang laki-laki asli Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, dengan ramah.
Dalam membuat konten, lanjut Irzan, panggilan akrabnya, tidak asal bikin. “Tapi, semua terikat aturan apalagi ada UU ITE,” tandas Irzan.
Tapi, lanjut Irzan, kalian tidak usah khawatir. “Kalian bikin saja konten-konten yang asyik, misalnya aktivitas keseharian di sekolah atau tentang wisata,” kata Irzan riang.
Sementara itu, kordinator kegiatan wisata literasi, Isyani, S.IP, di sela acara berujar bahwa kemajuan teknologi harus disikapi semua pihak dengan cerdas dan bijaksana.
“Sekolah dengan guru-guru yang melek teknologi harus bisa memberikan wawasan tepat kepada siswa bagaimana bermedsos dengan aman dan faedah,” ujar Isyani.
Alumnus Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini menyebut, jika siswa sudah punya pondasi kuat dalam menggunakan teknologi informasi dengan baik dan tepat, bisa mendukung program-program sekolah.
“Dengan menyebarkan informasi kepada masyarakat melalui akun media sosial yang mereka miliki,” kata Isyani
Kepala SD Negeri Banyuripan, Drs Sumar, menyebut pihaknya terbuka dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi karena bagian dari proses belajar mengajar. “Guru dan murid harus cakap berliterasi media sosial,” tandasnya. (Fan)