PENATAAN pedestrian Jalan Sudirman akan terus dilanjutkan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta pada tahun 2021. Prinsip dari penataan pedestrian ini untuk memberikan ruang bagi pejalan kaki yang nyaman. Selain itu, taman-taman akan didesain kembali agar ramah bagi pejalan kaki.
Untuk segmen timur menggunakan Dana Keistimewaan (Danais) DIY dengan alokasi pagu Rp 19,9 miliar melanjutkan segmen tengah dan barat yang telah ditata pada tahun 2020 dan 2019 melalui Pemkot Yogyakarta. Penataan pedestrian pada segmen timur ini dari simpang Galeria hingga simpang Gramedia.
Karena penataan ini untuk mendukung kawasan cagar budaya di Kotabaru, maka konsep penataannya sama dengan pedestrian dari simpang Gramedia hingga Gondolayu.
Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Yogyakarta sedang mempersiapkan dokumen untuk lelang pembangunan penataan pedestrian Jalan Jenderal Sudirman.
Dinas PUPKP Kota Yogyakarta sedang siapkan dokumen penataan pedestrian Sudirman untuk selanjutnya dilimpahkan ke Bagian Layanan Pengadaan untuk dilelangkan. “Pengerjaannya rencana sekitar lima sampai enam bulan,” jelas Hari Setyowacono, Kepala Dinas PUPKP Kota Yogyakarta, Minggu (28/2/2021).
Material yang digunakan, dikatakan Hari Setyowacono, sama dengan penataan pedestrian Jalan Jenderal Sudirman sebelumnya. “Misalnya, bagian lantai menggunakan teraso,” papar Hari Setyowacono.
Untuk desain taman akan dinormalisasi agar memberikan akses pejalan kaki yang lebih leluasa dan nyaman. “Oleh sebab itu, ada beberapa bagian pedestrian yang dilebarkan sesuai kebutuhan pejalan kaki,” terang Hari.
Terkait keberadaan 48 Pedagang Kaki Lima (PKL) di pedestrian Jalan Jenderal Sudirman sisi timur, Kemantren Gondokusuman sudah berkomunikasi. “Terutama untuk pendekatan terkait solusi keberadaan PKL agar pedestrian tidak terganggu aktivitas selain pejalan kaki,” kata Guritno, Mantri Pamong Praja Gondokusuman.
Sosialisasi terkait penataan pedestrian sudah dilakukan sejak 2019. Dan sebelum berjualan, para PKL sudah membuat pernyataan akan mengembalikan lokasi berjualan apabila digunakan untuk Pemkot Yogyakarta.
Dikatakan Guritno, ada beberapa opsi yang ditawarkan, seperti penataan di Jalan Sam Ratulangi dan di pasar tradisional. “Hal itu untuk mencari jalan terbaik dalam penataan wajah kota,” jelas Guritno. (Fan)
Discussion about this post