Muhammadiyah Perlu Gunakan Semua Platform

DALAM acara Pengajian Ramadhan 1442 Hijriyah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY pada Jum’at (23/4/2021) malam, peserta yang mengikuti mendapatkan pencerahan dari Ismail Fahmi, PhD, pengamat media sosial dan Founder PT Media Kernels Indonesia.

Seperti disampaikan Ismail Fahmi, dunia maya sekarang ini menjadi sebuah realitas baru yang harus diperhatikan dan disentuh dengan dakwah.

“Untuk itulah Muhammadiyah harus masuk di ruang maya ini,” tandas Ismail Fahmi, sosok dibalik aplikasi Drone Emprit, sebuah sistem yang berfungsi memonitor dan menganalisa media sosial berbasis data.

Drone Emprit itu menggunakan keahlian artificial intelligence dan natural learning process yang dikembangkan Ismail Fahmi sejak 2009.

Ketika menyampaikan paparan mengenai dakwah viral di era disrupsi dan pandemi Covid-19, Ismail Fahmi mengatakan bahwa secara organisatoris maupun lewat para aktivisnya, Muhammadiyah agar dapat mengisi dengan konten-konten positif khas pemikiran Muhammadiyah.

“Tidak perlu berpikir viral atau tidak, tapi perbanyak konten positif ala pemikiran Islam berkemajuan Muhammadiyah,” kata Ismail Fahmi yang menjelajah dunia sains hingga kuliah S2 dan S3 di Universitas Groningen Belanda selepas dari Teknik Elektro ITB.

Dikatakannya, Muhammadiyah perlu berlomba-lomba dalam mengisi konten yang positif. “Karena sampai saat ini Muhammadiyah belum leading di dunia dakwah media sosial,” papar Ismail Fahmi, yang menambahkan meski sekarang ini sudah ada upaya dan perbaikan di dalam Muhammadiyah.

Laki-laki kelahiran Bojonegoro, 4 Januari 1974 ini mengatakan, di dunia maya saat ini ada kencenderungan polarisasi. “Baik dari sisi politik maupun aliran faham keagamaan, yang semakin hari semakin tajam dan dalam batas tertentu dapat mengancam kesatuan umat dan bangsa,” terang Ismail Fahmi di depan Dedi Rustandi selaku pemandu acara.

Bagi Ismail Fahmi, tugas dakwah Muhammadiyah saat ini adalah merajut agar polarisasi tersebut tidak semakin tajam. “Islam berkemajuan dan wasathiyah Islam yang diperjuangkan Muhammadiyah sebagai pemikiran resmi organisasi harus masuk ke dunia maya dan menjadi alternatif bagi polarisasi tersebut,” katanya.

Oleh karena itu, Ismail Fahmi berharap agar pimpinan dan warga Muhammadiyah untuk berhati-hati. “Jangan terlibat dalam pertentangan-pertentangan yang tidak jelas tersebut,” tandasnya.

Menurut data yang disampaikan Ismail Fahmi, di dunia maya ini Muhammadiyah sering dimanfaatkan oleh sebagian akun untuk terlibat dalam polarisasi dan pertentangan-pertentangan tersebut.

Pendapatnya selalu dijadikan rujukan ketika ada simpang-siur informasi di media sosial. Untuk itu, Ismail Fahmi berharap melakukan gerakan semua potensi termasuk Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). “Agar terlibat dakwah di media sosial dan dunia maya,” paparnya.

Selama pandemi Covid-19, Ismail Fahmi disibukkan menjadi pembicara ragam webinar. Suaranya tegas dan lugas ketika sampaikan paparannya. Selalu mengingatkan masyarakat agar tidak mudah termakan propaganda (hoaks).

Warga Muhammadiyah, seperti dikatakan Ismail Fahmi, perlu memberitakan hal-hal baik dari Amal Usaha Muhammadiyah di media sosial. “Karena hal ini akan menjadi cara masa sekarang dan masa depan dalam pencarian informasi,” tukasnya.

Seperti disampaikannya, aktivitas Muhammadiyah di media sosial sudah semakin baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Banyak amal usaha Muhammadiyah yang turun aktif di media sosial,” paparnya.

Tapi, dibandingkan dengan banyaknya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), informasi tentang kegiatan Muhammadiyah masih kurang. “Banyak yang bisa ditingkatkan dan diperluas informasinya,” katanya.

Sambil berkelakar, Ismail Fahmi berharap kepada Muhammadiyah untuk menggunakan semua platform. “Terutama Twitter, Facebook, Instagram, YouTube dan Tiktok,” kata Ismail Fahmi.

Menurutnya, hindari pro-kontra yang tidak perlu. “Awas, ada penunggang gelap yang memanfaatkan Muhammadiyah dan warganya,” pungkas Ismail Fahmi. (fan)

Exit mobile version