DOSEN Prodi Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Dr Martomo Setyawan, ST, MT, mengajak masyarakat untuk senantiasa melakukan eksplorasi dari berbagai permasalahan yang ada. “Mari mencoba menggali solusi dengan berkolaborasi bersama bidang ilmu lainnya dalam mewujudkan energi terbarukan,” kata Martomo, Senin (19/10/2020).
Menurutnya, tumbuhan yang dianggap liar dan mengganggu jika dikembangkan dapat menjadi bahan energi terbarukan. “Misalnya, microalga yang marak dijumpai di selokan ataupun genangan air yang dianggap sebagai lumut pengganggu,” jelas Martomo.
Ternyata hal itu kaya akan manfaat. Microalga termasuk tumbuhan yang mudah tumbuh hanya dengan air dan mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Ketidaktahuan masyarakat dalam memanfaatkan hal tersebut yang menjadi latar belakang Dr Martomo Setyawan, ST, MT untuk melakukan penelitian terkait microalga.
Dalam sesi Langkah Pakar yang diadakan pada 10 Oktober 2020 lalu, Martomo juga menjelaskan kebermanfaatan yang besar dari microalga. “Sumber energi yang selama ini dipakai berasal dari fosil, batubara, minyak bumi, dan gas bumi,” tandasnya.
Sumber tersebut, dijelaskan Martomo, jika diambil terus-menerus akan habis dan tidak dapat diperbarui. Untuk itu pentingnya melakukan berbagai penelitian guna mendapatkan sumber energi terbarukan yang dapat diperbarui dan menjadi pengganti dari sumber energi yang dipakai selama ini.
Subsitusi energi, kata Martomo, sangat perlu dilakukan. “Agar ketahanan pangan dan lingkungan terjaga,” tandasnya.
Misalnya, energi bensin dapat diganti dengan bioetanol, gas bumi diganti dengan biogas dan biodiesel. Pentingnya substitusi dilakukan agar bahan yang ada dapat diperbarui dan dipakai kembali. “Microalga dapat menjadi solusi sebagai bahan energi terbarukan,” terang Martomo, yang membahas soal microalga sebagai energi terbarukan.
Bagi Martomo, potensi microalga berupa pemanfaatan lemaknya menjadi minyak. “Lemak microalga dapat diambil dengan energi yang sangat rendah sehingga jika diproduksi tetap utuh dan hal ini mengingat bentuk microalga yang sangat kecil bentuknya,” terang Martomo, sambil menjelaskan potensi microalga.
Katanya, energi biodiesel dari tanaman ini dapat membantu menjaga ketahanan pangan dan lingkungan.
Selain itu, microalga dapat menjadi solusi energi di masa yang akan datang. Dan budidaya microalga pun tidak membutuhkan lahan yang besar. “Bahkan lahan tidak produktif pun dapat digunakan,” papar Martomo. (Affan)
Discussion about this post