REKTOR Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Dr Muchlas, MT, melepas 36 mahasiswa untuk mengikuti program kredit transfer ke Perguruan Tinggi mitra UAD Yogyakarta, baik di dalam maupun luar neger, Kamis (1/10/2020).
Dalam pelepasan secara daring itu meliputi dua program transfer kredit dalam dan luar negeri, yang mendapatkan bantuan dana dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang berlangsung pada semester ganjil Tahun Akademik 2020/2021.
Dijelaskan Rektor UAD, Dr Muchlas, MT, beberapa kali UAD mendapatkan hibah International Credit Transfer (ICT) dan hibah Permata Sakti (Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara-Sistem Alih Kredit dengan Teknologi Informasi).
“Meskipun khusus untuk Permata Sakti baru kali ini pengelolaannya ditangani langsung di tingkat universitas,” kata Muchlas.
Sementara itu, dalam program transfer kredit di luar negeri, UAD Yogyakarta sudah berpengalaman sebagai penerima hibah sejak tahun 2009 melalui beberapa skema: Asian International Mobility for Students (AIMS), kredit transfer internasional, dan joint degree.
Untuk tahun 2020 ini dikarenakan pandemi COVID-19, semua skema itu dijadikan satu menjadi International Credit Transfer (ICT) dengan metode daring.
Program Permata-Sakti dan ICT International Credit Transfer adalah program dari Kemendikbud untuk mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar Program Kampus Merdeka yang dicetuskan oleh Mendikbud Nadiem Makarim.
Melalui program ini mahasiswa dapat mengambil mata kuliah yang ditawarkan di Perguruan Tinggi mitra di dalam dan luar negeri dengan model pembelajaran secara daring.
Untuk ICT, tahun ini UAD mendapatkan bantuan dana dari Belmawa bagi 7 mahasiswa untuk 5 prodi. Psikologi Profesi S2 ke University Malaysia Serawak dan University of Philippines Manila, Pendidikan Bahasa Inggris S2 ke University of Saint Anthony Philippines, Sastra Inggris ke UitM Malaysia, Bahasa dan Sastra Arab ke Universiti of Malaya, dan Pendidikan Bahasa Inggris S1 ke UiTM Malaysia.
Total bantuan dana untuk 7 mahasiswa sebesar Rp 91 juta dengan skema biaya internet, buku, akses jurnal, pendukung kesehatan, biaya program, dan biaya manajemen universitas.
Beberapa prodi mengirimkan mahasiswa melebihi kuota yang diberikan oleh Dikti sehingga total mahasiswanya mencapai 11 mahasiswa.
Untuk Permata-Sakti, UAD mendapatkan kuota 26 mahasiswa untuk mengambil kredit ke 26 PTS mitra di dalam negeri, di antaranya Universitas Bandar Lampung, STIE Jakarta, UM Jakarta, UM Palangkaraya, UM Pringsewu, Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Institut Transportasi dan Logististik Trisakti, Universitas Trisakti, Universitas Teknokrat Indonesia, IKIP Siliwangi, Universitas Bina Insani dan Universitas Kuningan.
Selain itu, UAD juga menerima 47 mahasiswa untuk mengambil beberapa mata kuliah yang ditawarkan di Prodi Biologi, Bimbingan Konseling, Ilmu Hukum, Teknik Industri, Teknik Informatika, dan Sastra Indonesia. Kali ini ada 12 PTS mitra yang mengirimkan mahasiswanya ke UAD: UM Kendari, Universitas Almuslim Aceh, Universitas Trisakti, UM Palangkaraya, IKIP Siliwangi, Universitas Bandar Lampung, Universitas Kuningan, Universitas Bosowa, Universitas Langlangbuana, UM Sindereng Rappang, UKI Paulus Makassar dan Institut Pendidikan Indonesia.
Disampaikan Ida Puspita M.A.Res, selaku ketua Tim ICT dan Permata-Sakti sekaligus Kepala Bidang Kerjasama Luar Negeri UAD, saat ini UAD sangat bersyukur masih terus mendapatkan kepercayaan dari Kemendikbud. “Karena menjadi salah satu universitas penerima hibah program transfer kredit, baik di dalam dan luar negeri sejak tahun 2009,” kata Ida Puspita.
Dua program tersebut, kata Ida Puspita, dapat menjadi media bagi UAD Yogyakarta dalam mengimplementasikan Program Merdeka Belajar dari Kemendikbud. “Dan diharapkan UAD dapat memperkuat jejaring kerjasamanya, baik nasional dan internasional sebagai wujud komitmen untuk menjadi Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang diakui di level internasional,” tandas Ida Puspita.
Menurut Ida, International Credit Transfer adalah program hibah dari Belmawa untuk belajar 1 semester di PT mitra UAD di Luar Negeri. Sejak tahun 2010, UAD tiap tahun menerima hibah ini dengan berbagai skema dengan metode luring.
Tahun 2020 ini, semua skeme dijadikan satu dalam ICT dengan metode daring. Proposal UAD kembali lolos dengan kuota per universitas 7 mahasiswa dari 5 prodi yang memenuhi syarat. Tetapi dalam pelaksanaannya, ada beberapa prodi yang mengirim lebih dari kuota Belmawa.
Untuk Permata Sakti adalah program pertukaran mahasiswa nusantara sistem alih kredit dengan teknologi informasi di dalam negeri.
Tahun ini, UAD Yogyakarta mendapatkan kuota pendanaan dari Belmawa sebanyak 26 mahasiswa dari 14 prodi ke 28 PTS mitra di Indonesia. Dan sistem pembelajaran juga dengan daring selama 1 semester.
Program tersebut mengimplementasikan kebijakan Kampus Merdeka. Program Merdeka Belajar memperkaya pengalaman belajar dan wawasan bagi mahasiswa, baik akademik dan nonakademik pada Perguruan Tinggi lain di Luar Negeri dan Dalam Negeri.
Selain itu memperluas jejaring baik bagi Perguruan Tinggi, Fakultas, Prodi maupun mahasiswa dll.
“Diharapkan, mahasiswa dapat menyelesaikan program ICT dan Permata Sakti dengan hasil yang baik,” kata Dr Muchlas, MT, yang berharap mahasiswa dapat membawa nama baik diri, UAD dan negara selama program berlangsung.
Melalui program tersebut, dikatakan Muchlas, mahasiswa dapat memperluas jaringan untuk keberlangsungan kegiatan kerjasama berikutnya.
Bantuan dana untuk ICT Rp. 10,5 juta per mahasiswa per semester untuk biaya program, biaya internet, biaya penunjang kesehatan, biaya buku dan akses jurnal. Sedangkan untuk Permata Sakti Rp. 1,4 juta per mahasiswa per semester untuk biaya internet dan biaya kegiatan sosial budaya. (Fan)
Discussion about this post