BADAN Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogya diharapkan secara rutin dan transparan menginformasikan kepada masyarakat dalam penerimaan zakat, infak dan shadaqah serta pendistribusiannya. Terlepas dari banyak atau sedikit dana yang terkumpul.
Hal tersebut disampaikan Walikota Yogyakarta, Drs Haryadi Suyuti, ketika melantik Pimpinan Baznas Kota Yogyakarta.
Baznas Kota Yogyakarta, seperti disampaikan Haryadi Suyuti, diharapkan dapat membantu program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan mendekatkan jarak antara golongan kaya dengan golongan lemah serta kurang beruntung secara ekonomi. “Sehingga kesejahteraan umat akan tercapai,” kata Haryadi Suyuti.
Pada kesempatan itu, Walikota Yogyakarta melantik Drs H Syamsul Azhari sebagai Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta periode 2021-2026, didampingi Wahyu Teja Raharja, SE (Wakil Ketua I), Drs Abdul Samik (Wakil Ketua II), Muhammad Iqbal, SE (Wakil Ketua III), Dr Adi Suprapto, SSos, MSi (Wakil Ketua IV).
Walikota Yogyakarta berharap, pimpinan Baznas Kota Yogyakarta dapat melaksanakan dan mengembangkan program-program terdahulu. “Agar menjadi lebih baik lagi,” tandasnya.
Bagi Haryadi, kekuatan dan ruh lembaga pengelola zakat terletak pada kesungguhan dalam melayani, melindungi dan menyelamatkan kaum fakir miskin.
Maka, cara pandang organisasi pengelola zakat dalam pengembangan program pendayagunaan zakat, disampaikan Haryadi hendaknya selalu memperhatikan secara obyektif kebutuhan hidup mustahiq yang perlu dibantu dan diberdayakan.
Data survei penduduk tahun 2020 ada 83,59 persen atau 345.520 orang di Kota Yogyakarta yang memeluk agama Islam. Angka tersebut merupakan besaran yang potensial untuk menggerakkan perekonomian umat, baik melalui zakat, infak maupun sedekah.
Dan potensi penerimaan zakat, infak, dan sedekah sebesar Rp 21 miliar per tahun. Kalau Baznas mengelola 30 persennya, sekitar Rp 6 miliar jumlah total potensi tiap tahunnya. Sedangkan 70 persen lainnya atau sekitar Rp 15 miliar dikelola Lembaga Amil Zakat (LAZ) lain. (Fan)