PENGELOLA kampung KB “Mbangun Sarira” Desa Branjang, Ungaran Barat meluncurkan program dapur sehat atasi sunting atau Dashat. Program itu sebagai upaya menangani kasus stunting pada anak usia di bawah tiga tahun.
Kepala Bidang PPKS Dinas P3AKB Kabupaten Semarang Siti Maghfiroh menyampaikan, melalui program Dashat, warga desa secara mandiri menyiapkan makanan bergizi bagi ibu hamil sampai anak dibawah usia tiga tahun. Bahan pangan yang digunakan, dipasok dari hasil lokal desa.
“Program Dashat di Desa Branjang merupakan yang pertama di Kabupaten Semarang. Kita persiapkan program ini dapat terlaksana di 63 kampung KB yang tersebar di 19 kecamatan,” terang Siti, di sela-sela peresmian program Dashat di Dusun Cemanggah Kidul, Branjang, Kamis (25/11/2021).
Ditambahkan, program Dashat menyasar calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita penderita stunting dari keluarga kurang mampu. Pemenuhan gizi dari bahan pangan lokal itu, dapat dikembangkan lewat taman tanaman obat keluarga (Toga).
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Semarang Peni Ngesti Nugraha meminta warga Desa Branjang, untuk terus merawat dan mengembangkan tanaman toga.
“Di sini, dapat ditanam berbagai macam tanaman yang berguna untuk kesehatan keluarga. Jadi terus kembangkan dan dirawat agar dapat diperoleh manfaatnya,” ujarnya.
Kades Branjang Suhardi menjelaskan, kasus stunting di Desa Branjang terus menurun dalam tiga tahun terakhir ini. Pada 2019 tercatat ada 34 kasus, dan setahun kemudian menjadi 28 kasus. Tahun ini, ditemukan 18 kasus stunting.
“Target kami, tahun depan bisa nihil kasus stunting,” tegasnya.
Disampaikan, pencapaian tersebut juga didukung penambahan dana penanganan dari APBDes. Pada 2020, dianggarkan Rp40,5 juta untuk memenuhi kebutuhan gizi warga sasaran. Sedangkan tahun ini, bertambah menjadi Rp43 juta dan pada 2022, direncanakan ditambah lagi.
“Pemdes Branjang juga berencana membuat Posyandu satelit, yang aktif melayani pemenuhan gizi ibu hamil dan bayi bawah tiga tahun (batita),” tandas Suhardi. (jtg/zil)