PENELITIAN dalam rangka menemukan obat Covid-19 masih berproses dari aspek metodologi penelitian ilmiah, utamanya pada randomisation (pengacakan) subyek penelitian.
Sebab, randomisation (pengelompokan) subyek penelitian dalam experimen sangat-sangat penting dan kritis agar menghasilkan efek yang benar hanya disebabkan oleh manipulasi yang dilakukan pada variabel penyebab (stimuli).
Saat ini sedang terjadi dialektika ilmiah yang sangat bagus dan produktif diantara para ilmuan yang kompeten di bidanganya.
Diakektika ini harus berjalan dan “dipelihara” agar hasilnya benar-benar valid. Tesis dan anti tesis dalam diskusi ilmiah itu biasa. Tujuannya, agar temuan penelitian sungguh-sungguh valid supaya benar-benar aman digunakan dan mempunyai manfaat yang sangat tinggi bagi para pasien penderita Covid-19.
Karena itu, semua pihak dalam wacana publik harus tertuju pada proses, metode dan kemanfaatan temuan penelitian yang valid secara ilmiah. Jadi, jangan sampai publik terjebak pada dukung mendukung terhadap output semata-mata.
Dialektika ilmiah dalam rangka menemukan obat Covid-19 tersebut dapat dilihat antara lain pada dua link di bawah ini.
Penulis adalah Emrus Sihombing Komunikolog Indonesia Pengagum Penelitian Experimen dalam Ilmu Komunikas.
(zil)
Discussion about this post