Warga Temukan Kerangka Manusia di Godean..Ada Sarung & Kaos Korban

Petugas mendatangi lokasi penemuan mayat di Godean, Sleman. @ foto Istimewa

PENEMUAN kerangka manusia menggemparkan warga Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kerangka ditemukan di sebuah kebun tebu di Dusun Gesikan, Sidoarum, Godean, pada Rabu, 8 Februari 2023.

Kerangka tersebut pertama kali ditemukan seorang petani tebu bernama Sarjiman (66) sekitar pukul 08.30 WIB. Saat itu ia bermaksud membersihkan rumput gajah di sekitar kebun tebu.

Namun ia kaget karena melihat kerangka manusia yang tertutup rumput. Di sekitarnya juga ditemukan beberapa pakaian.

“Saya datang dan melihat sudah berbentuk kerangka. Ada sarung warna merah lorek dan kaos merah lorek,” kata dia ditemui di lokasi kejadian, Rabu 8 Februari 2023.

Karena takut, Sarjiman lantas menghubungi warga dan polisi. Beberapa saat kemudian petugas Polsek Godean dan Polresta Sleman datang ke TKP.

Tim Inafis dan Dokpol dari Polresta Sleman juga diterjunkan ke lokasi untuk melakukan identifikasi. Termasuk petugas dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY.

Kapolsek Godean Kompol Agus Nuryanto mengatakan sesaat setelah ditemukannya kerangka tersebut kemudian ada warga yang mengakui bahwa itu orang tuanya. Hal itu diketahui dari ciri-ciri pakaian seperti sarung dan baju yang dikenakan.

“Menurut keterangan dari anaknya, namanya pak Kasijo umur 66 tahun alamat Sidokarto, Godean,” ujar Kapolsek.

Berdasarkan keterangan dari anaknya lagi, lanjut Kapolsek, yang bersangkutan sudah meninggalkan rumah sejak 30 September 2022 silam. Saat itu ia pergi dari rumah sekitar pukul 03.00 WIB dalam kondisi linglung.

“Jadi dia meninggalkan rumah itu kayak orang bingung menurut informasi anaknya itu. Kemudian dicari-cari tidak ketemu dan akhirnya baru ditemukan sekarang,” ungkapnya.

Polisi sendiri hingga kini masih melakukan pendalaman terkait penyebab kematian korban. Namun bisa dipastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan dalam kematiannya.

“Melihat ciri-ciri manual dan menunggu pemeriksaan dari forensik kita tunggu hasilnya. Jadi kalau manual tidak ada tanda-tanda penganiayaan,” demikian Agus Nuryanto. (daf/lik)

Exit mobile version