PEMERINTAH pusat kembali akan mengetatkan pembatasan mobilitas masyarakat jelang libur Natal 2021 dan tahun baru 2022.
Hal itu dilakukan dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 untuk seluruh wilayah Indonesia selama bulan Desember hingga Januari mendatang.
Kebijakan tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat memimpin Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Antisipasi Potensi Peningkatan Kasus Covid-19 pada Libur Natal-Tahun Baru, secara daring, Rabu (17/11/2021) lalu.
Menindaklanjuti wacana kebijakan tersebut, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengeluarkan sejumlah kebijakan kepada warganya termasuk larangan mudik dari dan ke Sleman untuk mencegah kluster penularan virus Covid-19 baru.
“Untuk menjaga situasi pandemi Covid-19 di Sleman agar tetap kondusif, warga Sleman yang perantau maupun yang dirantau diimbau agar tidak mudik saat libur Natal dan Tahun Baru. Kegiatan silaturahmi masih bisa kita lakukan secara virtual. Mari jaga diri, lingkungan, saudara kita,” ungkap Kustini Rabu 1 Desember 2021.
Kustini juga meminta warga setempat tidak menggelar acara yang berpotensi menimbulkan kerumunan pada saat pergantian tahun baru.
“Dalam rangka pengetatan ini, dihimbau masyarakat tidak menggelar kegiatan yang berpotensi terjadi kerumunan dan penularan Covid-19. Jadi, akhir tahun tidak perlu ada pesta dan acara,” kata Kustini.
Pemkab Sleman saat ini tengah berupaya maksimal menangani Covid-19 demi keamanan dan kenyamanan masyarakatnya. Upaya ini terlihat dari mulai turunnya angka kasus positif harian.
“Sebelumnya memang sempat naik karena kluster takziah dan home industri tahu. Tapi hal itu sudah berhasil kita tekan, dan tentu kita jadikan evaluasi agar tidak terulang lagi. Intinya kita masih akan sangat berhati-hati,” terang Kustini.
Kustini berharap, warga Kabupaten Sleman bisa terus menjaga kedisiplinan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
“Saat ini penting bagi kita menjaga kesadaran kolektif untuk mencegah terjadi penularan selama pandemi Covid-19. Lebih-lebih penularan terjadi karena adanya intensitas sering bertemu dan interaksi masyarakat dengan skala besar,” tambah Kustini. (daf/kil)