SEORANG warga Ngaglik, Sleman, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diduga menjadi sasaran peluru nyasar pada Minggu 18 Desember lalu.
Hingga saat ini polisi pun masih melakukan penyelidikan terkait pemilik senjata api maupun proyektil peluru tersebut.
Kapolresta Sleman AKBP Imam Rifai saat berbincang dengan InilahJogja melalui aplikasi WhatsApp menceritakan kronologi tertembaknya seorang warga tersebut.
Menurut mantan Kapolres Situbondo itu, kejadian bermula saat pada hari Minggu anggota piket Polsek Ngaglik mendapat informasi jika ada seorang warga yang akan berbuat onar.
“Kejadian berawal dari informasi masyarakat bahwa pada hari Minggu 18 Desember 2022 sekitar pukul 12.00 WIB piket Reskrim Ngaglik mendatangi TKP di Jalan Panggungsari Ngaglik bahwa ada 2 orang yang membuat onar,” ujar Imam, Selasa malam 20 Desember 2022.
Pria kelahiran 2 Januari 1980 itu menambahkan, saat itu petugas yang datang ke lokasi memberikan peringatan untuk menghentikan perbuatan onar tersebut. Namun, orang tersebut tidak mengindahkan dan akan melakukan pelemparan batu.
“Kemudian anggota Polsek memberikan tembakan peringatan keatas dan mengamankan orang tersebut ke Mapolsek untuk dilakukan pembinaan karena belum berbuat pidana. Kemudian 2 orang tersebut dikembalikan ke rumahnya masing-masing,” ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan Imam, dihari yang sama sekira pukul 18:30 WIB Polsek Ngaglik mendapat informasi dari masyarakat tentang adanya korban yang terluka di rumah makan warung Pesisir.
“Dari TKP diperoleh informasi bahwa waktu kejadian sekitar jam 12.00 WIB dihari yang sama. Dan untuk korban sudah dibawa ke RS Dr sardjito untuk mendapatkan pertolongan,” ungkapnya.
Lulusan Akpol 2001 ini menjelaskan, dari kedua TKP yang hampir bersamaan waktunya ini ada kemungkinan penyebab luka tersebut adalah proyektil yang merupakan tembakan peringatan dari anggota Polsek Ngaglik.
“Meskipun untuk jarak kedua TKP kurang lebih 1 km dan tembakan peringatan diarahkan ke atas,” tegasnya.
Masih Menurut Imam, sebagai bentuk pertanggungjawaban Kapolsek Ngaglik Kompol Anjar Istiarini mendatangi keluarga korban.
“Selanjutnya Kapolsek Ngaglik mengambil langkah sebagai bentuk pertanggungjawaban ke pihak keluarga korban dengan jalan komunikasi ke keluarga korban terkait biaya perawatan,” urainya.
Saat ini, lanjut Imam, proses penyelidikan masih terus dilakukan oleh kepolisian guna mengetahui asal muasal proyektif peluru tersebut.
“Untuk proses masih berjalan sambil menunggu benda dugaan proyektil yang akan dilakukan pengujian laboratorium forensik (labfor),” demikian Kapolresta Sleman AKBP Imam Rifai. (tan/lik)