DITENGAH suasana perayaan hari Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-75, semangat membangun dan gotong royong warga Rukun Tetangga (RT) 05 Padukuhan Ngunut Kidul, Kalurahan Kelor, Kapanewon Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul patut diapresiasi.
Meskipun hanya lingkup RT dengan jumlah warga kecil, secara suka rela dan dengan cara saweran serta tanpa bantuan dari pihak manapun, masyarakat RT 05 mampu membangun akses jalan baru.
Jalan tersebut juga sebagai akses penting, lantaran terdapat satu rumah warga disekitar lokasi terisolir. Sehingga setiap musim kendaraan ataupun sepeda motor tidak dapat melewatinya akibat kondisi jalan yang rusak.
Pembangunan jalan baru tersebut sebenarnya telah lama dirintis oleh warga sekitar dengan cara manual dan kerja bakti. Namun, dikarenakan panjang dan lebar akses jalan yang akan dibuka, pelaksanaan pembukaan jalan dengan cara manual dinilai tidak efektif.
Atas inisiasi ketua RT setempat Subarjono, didukung semua warga di kompleknya tersebut, warga memutuskan membangun jalan baru dengan alat berat berupa excavator/beckhoe meskipun menelan biaya cukup besar.
“Pembiayaan pembangunan jalan baru ini murni dari warga RT 05 dengan cara patungan. Selain itu, kami di RT juga memiliki aset berupa kayu sengon, meskipun tidak seberapa hasil penjualan kayu dapat kami manfaatkan untuk pembangunan jalan ini. Untuk lebar jalan 4 meter dan panjangnya sekitar 500 meter,” ungkap Subarjono, Selasa 18 Agustus 2020.
Lebih lanjut dia menjelaskan, ditengah suasana pandemi covid-19, warganya tetap semangat membangun meski harus merogoh kocek dari masing-masing saku warga. Hal tersebut menjadikan pematik semangat bagi Subarjono untuk terus menggerakkan warganya, sehingga jalan yang diimpikan warga RT 05 dapat terwujud.
“Saya juga mengetuk hati semua pemangku kebijakan. Mulai dari pemerintah kalurahan, kapanewon, DPRD, Bupati dan jajarannya hingga ke tingkat pemerintah provinsi, lihatlah semangat kami. Harapan kami, sekecil apapun peran dan sumbangan dari para pemangku kebijakan kami harapkan,” terang Subarjono.
Subarjono menambahkan, nilai rupiah dalam mewujudkan pembangunan jalan baru tersebut, peran dan swadaya masyarakat RT 05 cukup tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa warga yang lahannya terdampak tidak mendapat ganti rugi dan bila diuangkan nilainya puluhan hingga ratusan juta rupiah.
“Bayangkan yang semula jalan setapak dengan lebar tidak ada 1 meter, kini menjadi 4 meter, padahal disitu ada 1 rumah warga, sungguh miris setiap musim penghujan tidak ada akses layak untuk warga kami, itulah yang mendorong semangat kami, semangat warga RT 05 Padukuhan Ngunutkidul ini,” jelas Subarjono.
Dalam proses pembangunan jalan baru ini, hal pokok yang diperlukan warga RT 05 Padukuhan Ngunut Kidul adalah material berupa batu yang jumlahnya mencapai puluhan rit.
Direncanakan pembangunan jalan tersebut secara bertahap, dan sebagai tahap awal setelah pelebaran adalah pembuatan talud atau beteng badan jalan.
Terpisah, Lurah Kelor Suratman menyampaikan, pihaknya mengetahui pelaksanaan pembangunan jalan di Padukuhan Ngunutkidul terutama di RT 05. Atas inisiatif dan semangat warganya, Suratman memberikan apresiasi, namun demikian pemerintah kalurahan belum bisa berbuat banyak mewujudkan harapan masyarakat tersebut.
“Tentunya akan menjadi prioitas bagi kami di kalurahan, selain itu kami juga berupaya mencarikan solusi dengan cara proposal ke lembaga pemerintah maupun lewat DPRD tetapi semua tidak bisa instan dan perlu proses terlebih saat ini di masa pandemi covid,” ungkap Suratman.
Adanya giat pembangunan di RT 05 dengan cara swadaya masyarakat, Lurah Kelor berharap, kegiatan tersebut dapat menjadi inspirasi bagi warga lain, bahwa membangun dan mengisi kemerdekaan tidak menyerah pada situasi sulit di masa pandemi. (har/tari)
Discussion about this post