WALHI Soroti Aktifitas Pengeboran Sumur Panas Bumi

PEKAN ini, Star Energy Geothermal Salak Ltd tengah memggencarkan konsolidasi masyarakat sekaligus sosialisasi rencana menambah pengeboran sumur panas bumi di Kawasan Gunung Salak Bogor untuk mempertahankan produksi energi listrik sebesar 377 MW.

Star Energy Geothermal Salak Ltd. menyatakan sudah memperoleh perijinan dari instansi pemerintah setempat dan sudah memiliki dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

Mendengar kabar itu, Manajer Advokasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Barat, Wahyudin, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengingatkan kepada Pemprov Jabar untuk menghentikan aktifitas pertambangan.

Akan tetapi, jika persepsi Star Energy Geothermal Salak Ltd adalah benar seperti demikian yang disampaikan kepada masyarakat Panjiahan Bogor, pihaknya kembali memberikan pencerahan terkait rencana tersebut.

Ia kembali mengingatkan  ketika geothermal melakukan kegiatan penambahan baru, maka perlu addendum dokument AMDAL atau perijinan. Dan, addendum tersebut harus melalui rapat tim penilai AMDAL serta melibatkan masyarakat sekitar. “Sangat perlu menjelaskan rencana pengeboran mereka itu membutuhkan berapa luas area yang akan digunakan,” ucapnya, Selasa (22/06/2021).

Wahyudin menjelaskan, penambahan kegiatan sumur bor baru tentunya akan membuka lahan, pembukaan lahan yang tentunya akan ada habitat yang terganggu, termasuk bisa saja sebagian pohon yang di tebang untuk kebutuhan akses.

“Aktivitas pengeboran akan berdampak terhadap kualitas tanah. yang bisa saja memungkinkan akan terjadi sesekali getaran (lini kecil) yang bisa mengganggu kenyamanan warga sekitar,” tegasnya.

WALHI Jawa Barat mengajak kepada semua pihak untuk lebih mencintai bumi dengan rasa bukan dengan kerakusan. Sebab, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Proyek Strategis Nasional (PSN) telah mengepung Jawa Barat .

“WALHI Jawa Barat meminta kepada Pemerintah Kota dan Kabapaten di Jawa Barat untuk mempertahankan daerahnya dengan tidak merubah fungsi kawasan. Merubah fungsi kawasan akan berdampak terhadap daya dukung dan lingkungan, dan ini tentunya berdampak terhadap kestabilan bumi,” tutup Wahyudin.

Sebelumnya, saat Konsolidasi Masyarakat Pamijahan sekaligus Sosialisasi Drilling Sumber Panas Bumi di Aula Kantor Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Senin, (21/06),  Iwan Azof selaku Manager Komunikasi Star Energi Geothermal Salak Ltd mengatakan pihaknya telah memiliki dokumen AMDAL. Aktifitas drilling yang rencananya membuka sumur baru akan beroperasi pada bulan Juni 2021.

Melalui media online, Kamis (10/06), Nungki Nur Sasongko selaku General Relation Manager Star Energy Geothermal Salak Ltd, juga mengatakan pihaknya sudah memperoleh perijinan dari instansi pemerintah setempat. Lebar diameter selubung produksi (production casing) sumur panas bumi kecil kok antara 17-27 cm (7”–10-3/4”) dengan kedalaman 1,5 hingga 3 km dari permukaan, hingga tidak mempengaruhi kapasitas sumur air milik masyarakat ataupun menjadi penyebab gempa bumi. |B-01|

Exit mobile version