SETELAH sebelumnya sukses melakukan pembukaan Change-making Beauty Store di Jakarta dan Bandung, kali ini The Body Shop Indonesia kembali memperluas konsep Change-making Beauty Store yang mengedepankan konsep reuse, recycle dan upcycle. Merubah sampah menjadi sesuatu yang indah dan artistik dan bermanfaat guna membantu mengurangi sampah.
Ini merupakan konsep gerai terbaru yang diusung oleh The Body Shop dimana hampir 100% materi yang dipakai terbuat dari bahan-bahan yang berkelanjutan (sustainable). Dalam membangunnya, The Body Shop juga berkolaborasi dengan social impact business partners yang memiliki visi misi yang sama tentang sampah dan sustainability.
Peluncuran gerai terbaru yang bertempat di Lantai UG, Pakuwon Mall Yogyakarta ini juga menampilkan desain pemenang Mural dari Kota Yogyakarta yang 100% terbuat dari materi daur ulang.
“Ini merupakan gerai ketiga dalam gebrakan The Body Shop Indonesia dengan konsep gerai yang lebih
berkelanjutan dimana konsep ini berkaitan erat dengan tujuan The Body Shop, yaitu selalu berkomitmen terhadap isu lingkungan. The Body Shop Indonesia merupakan beauty brand pertama di Indonesia yang berkomitmen penuh atas program yang berkelanjutan, konsep ini kami namakan Change-making Beauty Store, gerai brand kecantikan pertama yang terbuat dari sampah. Seperti yang bisa dilihat hampir 100% materi yang dipakai dalam membangunnya terbuat dari bahan bekas yang kami olah dan pakai kembali,” ungkap Chief Operating Officer The Body Shop Indonesia, Faisal Reza, Kamis (24/11/2022.
“Hal ini membuktikan bahwa reuse, recycle dan upcycle itu merupakan konsep yang bisa dibuat menjadi indah dan artistik, bermanfaat serta membantu mengurangi sampah,” imbuhnya.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membangun Change-making Beauty Store ini di antaranya ada yang terbuat dari bekas palet kayu yang digunakan untuk mengemas produk, puntung rokok, dan juga kemasan plastik bekas produk yang didaur ulang menjadi materi yang bisa digunakan lagi.
Change-making Beauty Store di Pakuwon Mall Yogyakarta ini sendiri telah memanfaatkan lebih dari 480 potong palet kayu yang dipakai untuk langit-langit, 23.288 potong bekas puntung rokok yang diubah menjadi pot teracotta, 192 kg plastik untuk membuat mural, 45 kg plastik untuk membuat tempat make-up dan props, dan dengan menggunakan refill bottle The Body Shop dapat membantu untuk mengurangi pemakaian 21.900 botol plastik yang dikembalikan customer dari program Bring Back Our Bottles.
Secara global, filosofi yang ingin dibangun oleh The Body Shop dari konsep Change-making Beauty Store ini adalah memberikan pengalaman berbelanja yang memiliki nilai tersendiri dan tidak hanya bersifat transaksional.
The Body Shop ingin mengajak konsumennya untuk bereksplorasi, terhubung, serta teredukasi terhadap berbagai kampanye aktivisme yang mendorong perubahan yang berarti.
“Salah satu titik terpenting dalam gerai ini adalah, Act Corner. Khusus di Pakuwon Mall Yogyakarta, kami memperlihatkan inovasi terbaru kami bersama ecollabo8 dengan menampilkan furnitur yang terbuat dari daur ulang sampah plastik sebanyak 47kg. Di area ini konsumen dapat mengetahui secara lebih mendalam mengenai program-program aktivisme yang kami lakukan seperti kampanye Bring Back Our Bottle yang telah berjalan sejak tahun 2008, dan sejauh ini telah berhasil mengumpulkan lebih dari 10 juta kemasan yang kembali dari konsumen,” terang Dita Agustia, Corporate Values Manager The Body Shop Indonesia saat menjelaskan tentang pentingnya fungsi dari Act Corner
“Seni Mural yang Anda bisa lihat di sini khusus kami buat menggunakan bahan daur ulang dari kemasan plastik The Body Shop yang dibuat oleh eCollabo8 bersama Bali Design Center dengan desain dari pemenang Mural Design Competition kami, Caroline dengan tema Keren Tanpa Nyampah,” imbuh Dita.
Pemenang Kompetisi Desain Mural The Body Shop untuk kota Bandung, Caroline Azaria, merupakan seorang desainer muda yang mengusung tema “Keren Tanpa Nyampah”. Karya ini, diharapkan
Caroline dapat memberikan inspirasi untuk mengurangi sampah yang menjadi isu penting di Indonesia.
Mural ini terbuat dari ±192 kg plastik untuk tiga mural yang berasal dari kemasan The Body Shop yang
dikembalikan oleh pelanggan melalui program Bring Back Our Bottles dan sampah plastik dari laut.
“Mural ini menggambarkan kesatuan perempuan di Yogyakarta yang dapat dilihat melalui ekspresi pakaian yang dikenakan, ini mewakili identitas Yogyakarta. Masyarakat Yogyakara peduli pada diri sendiri dan lingkungan dengan produk The Body Shop sebagai pemersatu mereka semua,” ujar Caroline.
Social Impact Business Partner merupakan salah satu kunci terpenting yang memungkinkan The Body Shop Indonesia dalam membantu melahirkan Change-making Beauty Store ini. Mitra-mitra ini memberikan kontribusi yang besar dalam mengolah dan membuat limbah yang tidak berguna, menjadi suatu barang yang memiliki fungsi serta nilai estetika yang tinggi.
Barang-barang olahan dari sampah antara lain adalah tatakan dan wadah untuk memajang produk yang terbuat dari puntung rokok. Barang-barang ini dibuat oleh Parongpong Raw Lab dan Conture Concrete Lab, sebuah organisasi daur ulang dan manajemen sampah pertama di Indonesia yang mengolah sampah menjadi barang secara terintegrasi berbasis komunitas yang didirikan oleh Rendy Aditya Wachid.
Selain itu, kolaborasi dalam mengolah sampah menjadi barang yang bernilai juga dilakukan bersama dengan eCollabo8 yang mempunyai visi mengumpulkan sebanyak mungkin sampah plastik. Sehingga dapat didaur ulang kembali menjadi barang-barang yang memiliki kegunaan seperti tatakan, cermin, gantungan, dan lain-lain.
Di Change-making Beauty Store ini eCollabo8 membuat meja display serta props skincare dari kemasan botol plastik bekas The Body Shop yang dikembalikan oleh konsumen dalam kerangka program Bring Back Our Bottle.
Untuk semakin mempercantik gerai terbaru ini, The Body Shop Indonesia berkolaborasi dengan seniman keramik lokal, Sekar Puti Sidhiawati dari Arta Derau Studio untuk menghadirkan koleksi yang bertema, OUR BODY OUR CHOICE.
Koleksi kolaborasi ini menjelaskan pentingnya untuk kembali menguatkan ikatan antara tubuh dengan diri. Desain ilustrasinya menggambarkan tiga representasi perempuan Indonesia dari wilayah berbeda: Timur, Barat, dan Tengah yang memegang sebuah megaphone dengan detail gaya rambut berbeda serta ekspresi wajah tenang.
Melalui ilustrasi ini, Sekar ingin menyebarkan kesadaran tentang consent, boundaries, dan self-love agar bisa menerima diri sendiri secara utuh.
“Kolaborasi bersama Social Impact Business Partners merupakan elemen yang sangat penting agar kita semua dapat bersinergi dan menjadi agents of change dalam menyelamatkan Bumi kita dari kondisi darurat sampah, terutama sampah plastik yang memberikan berbagai dampak negatif yang sangat signifikan terhadap kelestarian planet kita, di antaranya adalah perubahan iklim,” tutur Faisal Reza.
“Konsep sustainability yang menjadi komitmen The Body Shop semakin terasa dampaknya terhadap lingkungan. Mulai dari bahan dasar alaminya yang dibeli dari berbagai komunitas petani yang berkelanjutan, proses pembuatan, packaging, sampai gerainya sudah mengusung konsep sustainability,” pungkas Faisal. (rth)