Uji Materi Jabatan Notaris Dituding untuk Kepentingan Tertentu

Undang-undang Nomor 2 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris. @ foto Int

KUASA hukum pemohon uji materi Undang-undang Nomor 2 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (UUJN)) Dr Saiful Anam menegaskan, permohonan uji materi di Mahkamah Konstitusi dilandasi niat luhur dari para notaris yang ingin mengangkat derajatnya.

“Uji materi tersebut didorong oleh adanya keinginan luhur para pemohon untuk mengangkat harkat dan derajat serta wibawa notaris seluruh Indonesia, tidak ada yang lain,” katanya Senin 9 September 2024.

Dirinya menambahkan, uji materi UUJN tersebut tidak terafilisasi dengan kelompok tertentu. Apalagi, untuk menggolkan jabatan seseorang.

“Salah besar jika perjuangan klien kami ini dianggap untuk kepentingan kelompok tertentu,” urai Saiful Anam.

Pria yang juga dosen diberbagai fakultas Hukum di Jakarta ini menambahkan, seseorang yang ingin menjadi notaris bukan hal yang mudah. Bahkan, ia harus merogoh kocek hingga ratusan juta rupiah.

“Untuk menjadi notaris itu biayanya mahal dan melalui proses panjang. Bahkan, biaya saat jenjang pendidikan sampai seseorang disumpah menjadi notaris bisa mencapai ratusan juta. Untuk itu, kami mohon hakim Kontitusi bisa mempertimbangkan uji materi kami,” ungkap Saiful Anam.

Selama ini, lanjut Saiful Anam, notaris tidak pernah menggunakan APBN saat bekerja. Bahkan, sampai diusia 65 tahun misalnya, seorang notaris masih memberikan pemasukan untuk kas negara.

“Jadi wajar kalau kami mengajukan uji materi tentang jabatan notaris hingga 70 tahun atau lebih jika kesehatannya masih memenuhi. Karena di usia itu notaris masih bisa berkarya dan memberikan pemasukan ke negara,” ucap Saiful Anam.

Ia menambahkan, saat ini negara sedang gencar untuk menekan angka lansia yang tidak produktif karena akan menjadi beban negara.

“Untuk itu perpanjangan usia profesi notaris justru menguntungkan negara. Karena notaris di usia senjanya masih dapat berkarya tidak hanya berguna bagi keluarganya, namun juga dapat berguna bagi bangsa dan negara,” demikian Saiful Anam. (kus/fak)

Exit mobile version