Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bersama Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah yang mengadakan seminar nasional daring “Menuju Organisasi Kemahasiswaan yang Adaptif, Kreatif, Inovatif dan Berkembang” pada Kamis (19/11/2020) diapresiasi Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Dikti Litbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr H Chairil Anwar.
Sebagai pembicara dalam seminar daring tersebut adalah Prof Dr H Chairil Anwar (Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah), Prof drh Aris Junaidi, PhD (Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI), Prof Dr Ir Dwi Sulisworo, MT (UAD Yogyakarta) dan Rusydi Umar, ST, MT, PhD (Wakil Rektor UAD Bidang Akademik). Sebagai pengantar kegiatan adalah Choirul Fajri, SI.Kom, MA selaku Kepala Bimawa UAD Yogyakarta.
Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah berharap, kegiatan yang positif tersebut bisa memberi manfaat yang besar bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA).
“Semoga ke depannya bisa melakukan kerjasama yang baik dan bisa menampung aspirasi mahasiswa,” kata Chairil Anwar, yang berharap Ormawa bisa melakukan penyesuaian terhadap perubahan.
Dikatakan Chairil, selama ini Muhammadiyah telah menyinari Republik Indonesia dengan amal usahanya.
Ketika menyoal membangun karakter mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan, Chairil Anwar mengatakan bahwa mahasiswa memiliki peranan yang sangat penting. “Dan organisasi kemahasiswaan merupakan kawah candradimuka bagi mahasiswa untuk mengasah berbagai ketrampilan yang dibutuhkan dunia pekerjaan,” kata Chairil Anwar.
Sedikitnya, kata Chairil Anwar, ada empat softskill atau ketrampilan yang sangat dibutuhkan di era industri 4.0. “Yaitu kepemimpinan, ketrampilan berkomunikasi, kolaborasi, dan pengaturan waktu,” terang Chairil yang menyinggung perbedaan hardskill, softskill dan karakter serta pelaksanaan pendidikan karakter di perguruan tinggi.
Pada kesempatan itu, Chairil Anwar juga menyinggung demografi Indonesia, visi Indonesia menjadi lima besar kekuatan ekonomi dunia. “Inilah cita-cita kita bersama,” ujar Chairil Anwar yang memaparkan pula kesempatan emas demografi Indonesia 2025-2035, perbandingan piramida populasi 2030 dan proyeksi tahun 2030, komposisi tenaga kerja Indonesia saat ini.
Chairil juga memaparkan soal membangun kekuatan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya insani, meningkatkan kualitas lembaga kemahasiswaan dan pembentukan karakter mahasiswa.
Bagi Chairil Anwar, pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, mewujudkan dan menebar kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Rektor UAD, Dr Muchlas, MT, menyampaikan, kegiatan yang diikuti 200 orang peserta Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Tingkat Nasional dari 47 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA), harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat serta telah mengantarkan kepada era industri 4.0.
“Era di mana hampir semua sektor industri menjalankan aktivitasnya dengan dukungan mesin cerdas seperti cyber physical system, internet of think, cloud computing dan berbasis pada mesin-mesin kognitif,” kata Muchlas.
Dikatakannya, kemajuan tersebut menjadi faktor utama meningkatnya tuntutan pasar kerja terhadap kualitas lulusan pendidikan tinggi.
“Ketrampilan yang adaptif terhadap perubahan zaman atau disebut ketrampilan kreatif dan inovatif menjadi tuntutan bagi pengguna lulusan,” terang Muchlas, yang juga mengutip pendapat Thompson.
Dikatakannya, lapangan pekerjaan saat ini membutuhkan 10 ketrampilan, yaitu fleksibilitas kognitif atau ketrampilan berpikir multi konsep secara simultan, bernegosiasi, melayani, berpendapat dan pengambilan keputusan, emosional intelegen, bekerjasama dengan kelompok, manajemen diri, kreativitas, berpikir kritis, dan menyelesaikan masalah komplek.
“Itu ketrampilan yang dibutuhkan dunia usaha dan industri,” tandasnya.
Kondisi tersebut bagi Muchlas menuntut Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA), khususnya UAD Yogyakarta, untuk menyiapkan lulusannya dengan berbagai ketrampilan. “Agar dapat memenuhi tuntutan tersebut,” paparnya.
Selain itu, UAD Yogyakarta juga dituntut mengantarkan mahasiswanya menjadi lulusan yang memiliki integritas moral yang tinggi berdasarkan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
“Salah satu media yang efektif untuk mengasah ketrampilan adalah Ormawa,” kata Muchlas, yang menambahkan melalui Ormawa tersebut mahasiswa bisa berlatih diri mengasah berbagai ketrampilan di dalam organisasi yang sesungguhnya dan dibutuhkan dunia pekerjaan.
Pada kesempatan itu Rektor UAD Yogyakarta mendorong mahasiswa untuk aktif di dalam Ormawa dan berharap mahasiswa memiliki bekal ketrampilan dalam memimpin, manajerial, bekerjasama dalam tim dan meningkatkan wawasan dalam berorganisasi. (Affan)