SETELAH pandemi Covid-19 selama dua tahun, UAD kembali menerjunkan mahasiswa KKN Internasional secara langsung di tiga sekolah mitra UAD yang ada di Thailand.
Kali ini, delegasi UAD terdiri dari Dr Muchlas, MT (Rektor UAD), Dr Gatot Sugiharto, SH, MH (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni), Muh. Saeful Effendi M.Pd.BI (Dosen Pembimbing Lapangan KKN Internasional), dan Ida Puspita, MA.Res (Kepala Bidang Kerja Sama Luar Negeri), dibagi menjadi dua tim.
Dr Muchlas, MT (Rektor UAD) dan Ida Puspita, MA.Res (Kabid Kerja Sama Luar Negeri UAD) menerjunkan enam mahasiswa KKN internasional di Kalamullah Al-Qur’an dan Multilinggual School di Propinsi Pattani, Thailand, sekaligus menandatangani perpanjangan MoU kerjasama antara UAD dengan Fatoni University (FTU) yang juga berlokasi di Pattani.
Di Kalamullah School, delegasi UAD diterima Soontorn Piyawason atau Abdullah dan jajaran pimpinan serta guru sekolah.
Di Fatoni University (FTU), delegasi UAD diterima oleh Rektor, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Internasional dan Alumni, para pejabat dan dosen terkait bidang Indonesia dan Melayu.
Delegasi kedua, Dr Gatot Sugiharto, SH, MH (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni) dan Muh. Saeful Effendi M.Pd.BI (Dosen Pembimbing Lapangan KKN Internasional) menerjunkan dua kelompok mahasiswa KKN Internasional ke Songserm Sassana Vittaya School (SSVS) di Hatyai dan Sangkhom Islam Wittaya School di Sadao Thailand yang sama-sama berada di Propinsi Songkhla. Total ada sepuluh mahasiswa UAD yang akan berkegiatan KKN di dua lokasi ini.
Di SSVS, delegasi UAD diterima Sarah Wanlabeh dan Nadiya Wanlabeh sebagai Pimpinan Sekolah ini. Di Sangkhom, delegasi UAD difasilitasi Preecha Roengsamut dan jajaran pimpinan serta para guru dari sekolah ini.
Seluruh mahasiswa yang ikut dalam program KKN Internasional di Thailand berasal dari 10 program yang berbeda, yaitu Pendidikan Bahasa Inggris, Teknik Kimia, Sastra Inggris, Psikologi, Perbankan Syariah, Teknik Informatika, Teknologi Pangan, Bahasa dan Sastra Arab, Bisnis Jasa Makanan, dan Manajemen.
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sudah menandatangani MoU dan merealisasikan banyak kerjasama dengan Fatoni University, Thailand, sejak 2016.
Kerjasama yang sudah terealisasi antara lain: kunjungan Fakultas Agama Islam dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ke Universitas Fatoni untuk diskusi dan seminar internasional (Seminar Internasional Kebahasaan Melayu-Indonesia), Seminar Internasional Dinamika Pendidikan Islam di Era Disrupsi, kunjungan dosen dan mahasiswa Universitas Fatoni ke Fakultas Sastra, Budaya dan Komunikasi.
UAD mengirim mahasiswa untuk mengikuti program transfer kredit selama satu semester dari Prodi Sastra Indonesia UAD ke Universitas Fatoni, alumni dari Fakultas Agama Islam UAD sekarang menjadi dosen di Universitas Fatoni dan alumni dari Thailand mengambil S1 dan S2 Psikologi UAD, juga melanjutkan S3 di Universitas Fatoni.
Untuk memperkuat kerjasama yang sudah terjalin, pada 1 Februari 2023 Dr Muchlas, MT (Rektor UAD) dan Prof Madya Dr Ismaillutfi Japakiya (Rektor Fatoni University) secara resmi menandatangani perpanjangan MoU disaksikan Asst Prof Dr Sukree Langputeh (Wakil Rektor Kerja Sama Internasional dan Alumni Fatoni University), Preecha Roengsamut dari Islamic Integrated School Network, Soontorn Piyawason (Kepala Sekolah di Kalamullah al-Qur’an and Multilingual School), Ida Puspita, M.A.Res (Kepala Bidang Kerja Sama Luar Negeri UAD) dan para dosen Fatoni University.
Dalam acara yang diadakan di Ruang Rektor Fatoni University, ada beberapa kerjasama yang rencananya akan direalisasikan, di antaranya kerjasama pendirian museum pendidikan di FTU dengan Benchmark ke Museum Muhammadiyah, meneruskan kerjasama student mobility, joint seminar dan guest lecturer sebelumnya, menginisiasi joint publication dalam jurnal bahasa Indonesia dan bahasa Thailand, menginisiasi program PPL Internasional dengan 200 lab school Fatoni Uni dan sebaliknya dengan lab school UAD, dan kerjasama dengan Pusat Studi Asia Bagian Indonesia (Pusaina) di FTU Thailand.
Rektor UAD dan FTU memiliki pandangan yang sama bahwa durasi MoU lima tahun pertama merupakan masa Makkiyah, di mana landasan-landasan umum kerjasama baru mulai dibangun.
Di masa perpanjangan kerjasama kedua ini diharapkan sudah bisa memasuki masa Madaniyyah, di mana implementasi kerjasama dapat menjadi lebih optimal dan membawa manfaat. “Tidak hanya bagi kedua universitas, tapi juga bagi kepentingan umat yang lebih luas,” ucap Dr Muchlas, MT. (Fan)