SUASANA yang penuh semangat dan antusias terlihat di Lantai 10 Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jl Jenderal Ahmad Yani, Kragilan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Rabu (21/4/2021).
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Yogyakarta, Prof Dr Didi Achjari, SE, M.Kom, Akt, didampingi Bhimo Widyo Andoko, SH, MH (Sekretaris), Kepala Bagian TU, Koordinator Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi dan Penyelia Fasilitasi Peningkatan Mutu Eksternal, menyerahkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang Izin Pembukaan Program Studi Teknik Kimia Program Magister UAD Yogyakarta.
Usai pembacaan salinan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang Izin Pembukaan Program Studi Teknik Kimia Program Magister oleh Koordinator Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi, Sukarsono Windu Kumoro, S.Kom, M.Kom, dilanjutkan dengan penyerahan salinan keputusan oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Yogyakarta Prof Dr Didi Achjari, SE, M.Kom, Akt kepada Rektor Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Dr Muchlas, MT dan penandatanganan berita acara serah terima.
Berangkat dari spirit masih kurangnya Program Studi (Prodi) Teknik Kimia Program Magister di Indonesia, khususnya di DIY, maka Rektor UAD Dr Muchlas MT mengajukan izin pembukaan Prodi S2 Teknik Kimia. “Dan alhamdulillah kami telah menerima surat keputusan tersebut,” tutur Dr Muchlas MT, Rektor UAD Yogyakarta.
Adapun salah satu tujuan pembukaan Prodi tersebut, dikatakan Muchlas, untuk menghasilkan tenaga magister yang memiliki cukup kompetensi untuk membawa industri, khususnya yang terkait dengan energi, pangan dan lingkungan, bisa untuk lebih maju lagi.
Ke depannya, diharapkan Prodi ini dapat menjadi center of excelence. “Khususnya dalam bidang pengembangan energi, pengolahan pangan dan lingkungan,” kata Muchlas.
Dengan adanya Prodi baru di Universitas Ahmad Dahlan, Rektor UAD Yogyakarta berharap dapat berkontribusi dalam menghasilkan ahli-ahli kimia yang menunjang kemandirian bangsa.
Selama ini, kata Muchlas, industri di Indonesia kurang memperhatikan aspek lingkungan, renewable energy, teknologi pengolahan pangan dan obat-obatan serta belum memiliki dukungan sisi akademik. “Itulah yang menjadi keprihatinan UAD Yogyakarta,” tandasnya.
Oleh karena itu, lanjut Muchlas, perlu dihasilkan orang-orang yang berkompeten di bidang tersebut. Akhirnya, didirikanlah Prodi Magister Teknik Kimia.
Selain itu, UAD juga ingin terpacu untuk memberikan solusi secara nasional tentang renewable energy. “Kita tidak lagi bisa mengandalkan minyak dan kita berpartisipasi menyelenggarakan produksi makanan dan obat-obatan yang menyehatkan,” kata Muchlas.
Untuk kuota penerimaan mahasiswa, terang Muchlas, UAD bisa menyelenggarakan tiga kelas. Tetapi untuk program Pascasarjana, rata-rata hanya satu kelas.
Di masa pandemi Covid-19 ini, UAD Yogyakarta bisa menyelenggarakan tiga kelas. Sebab, sistem pembelajarannya melalui daring (dalam jaringan). “Sehingga memungkinan banyak kelas,” kata Muchlas.
Adapun untuk sumber daya manusia (SDM) pengajar minimal bergelar doktor. Dan Prodi Teknik Kimia sudah ada 11 doktor yang memiliki keahlian atau kompetensi sangat kompartable dengan kekhasan Prodi S2 Teknik Kimia.
Sedangkan untuk laboratoriumnya sudah tersedia dan bersama-sama dengan laboratorium Teknik Kimia yang sudah ada.
Menurut Muchlas, tidak ada masalah dengan resources pembelajarannya. “Kita sangat siap,” tandasnya.
Sementara itu, Didi Achjari, menjelaskan, saat ini terdapat 17 Prodi Teknik Kimia Program Magister di seluruh Indonesia. Dan hanya ada 1 di DIY yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sejak tahun 1993.
“Sehingga Universitas Ahmad Dahlan praktis menjadi perguruan tinggi swasta pertama dan satu satunya yang menyelenggarakan Program Studi Teknik Kimia Program Magister di Yogyakarta saat ini,” terang Didi Achjari.
Bagi Didi Achjari, Prodi Magister Teknik Kimia ke depannya memiliki prospek yang cerah. “Tenaga ahli teknik kimia ini sangat dibutuhkan,” kata Didi yang menambahkan Prodi Magister Teknik Kimia ini dapat mendukung kemandirian bangsa. (Fan)