MAHASISWA Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang tergabung dalam Robot Development Community (RDC) mengikuti Kontes Robot Indonesia (KRI) wilayah regional II yang diadakan ITB dan berakhir Minggu (11/10/2020).
Kegiatan itu dilaksanakan sejak Sabtu (10/10/2020) yang digelar secara daring diikuti 183 Perguruan Tinggi. Bagi Wakil Rektor V Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Gatot Sugiharto, SH, MH, kegiatan daring ini juga memberi tantangan bagi mahasiswa yang masuk tim.
Katanya lagi, mahasiswa tidak bisa lembur untuk persiapan lomba tersebut. “Fokus tim juga terbagi karena harus menyediakan lapangan dan persiapan teknis lainnya,” ungkap Gatot, Senin (12/10/2020).
Selain itu, juga harus menyesuaikan dengan peraturan permainan yang berubah dari luring ke daring. “Robot juga perlu diprogram ulang,” jelasnya.
Menurut Gatot, Kontes Robot Indonesia (KRI) adalah ajang kompetisi rancang bangun dan rekayasa dalam bidang robotika, yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam rangka pengembangan kompetisi di era Revolusi Industri 4.0, Society 5.0 dan implementasi kebijakan Kampus Merdeka.
Kontes Robot Indonesia ini diikuti tim mahasiswa pada Perguruan Tinggi yang tercatat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.
KRI 2020 ini memasuki tahun ke-18 sejak pertama kali diadakan pada tahun 2003 di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada saat itu.
Wabah Covid-19 yang melanda seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia, mengubah cara hidup dan berkegiatan seluruh umat manusia saat ini. Rangkaian kegiatan Kontes Robot Indonesia (KRI) 2020 yang sudah mulai berjalan sejak awal tahun 2020 turut terdampak.
Untuk tetap menjaga semangat calon peserta KRI 2020 yang telah mempersiapkan diri dalam berpartisipasi pada kegiatan KRI ini, maka Pusat Prestasi Nasional tetap menyelenggarakan kegiatan Kontes Robot Indonesia 2020 dengan menyesuaikan kembali aturan kontes sesuai dengan kondisi pandemi Covid-19 ini.
Kegiatan KRI 2020 pada masa pandemi berubah konsep, aturan kontes dan pelaksanaannya. KRI yang semula merupakan kegiatan kontes luring (offline di perguruan tinggi host) berubah menjadi kontes daring (online), dengan mempertandingkan 5 divisi: Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda, Kontes Robot Sepak Bola Indonesia(KRSBI) Humanoid, Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) dan Kontes Robot Tematik Indonesia (KRTMI).
Disampaikan Nuryono Satya Widodo, ST, M.Eng, Dosen Pembina RDC dan Dosen Teknik Elektro UAD Yogyakarta, ada tiga gelar yang diperoleh Tim Robot UAD pada kategori Robot Sepakbola Humanoid: penghargaan strategi terbaik, juara 3 lomba menggiring bola dan juara 2 lomba kerjasama robot.
“Untuk tim robot seni, Alhamdulillah masuk delapan besar,” kata Nuryono Satya Widodo, yang berharap nantinya bisa lolos juga.
Atas prestasi yang diraih Tim Robot UAD Yogyakarta, Nuryono mengucapkan terima kasih atas semua kepercayaan dan dukungan UAD kepada Tim Robot UAD. “Mohon doanya agar bisa lebih baik lagi di kesempatan selanjutnya,” kata Nuryono.
Dikatakannya, meski tempo hari belum juara di tingkat wilayah, Tim Pemadam Api ada peluang juga untuk maju di tingkat nasional.
Hal itu, kata Nuryono Satya Widodo, tidak terlepas dari peran Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD Yogyakarta yang selalu mendukung dengan menyediakan fasilitas yang berkelas.
“Kontes Robot Indonesia merupakan wadah untuk melatih mahasiswa dalam implementasi ide dan gagasan mereka dalam dunia nyata,” kata Nuryono.
Menurut Danang Sukantar, M.Pd, Kepala Bidang Pengembangan Kemahasiswaan Bimawa UAD Yogyakarta, mahasiswa tertarik bergabung dalam tim robot karena ingin merasakan pengalaman berlaga di kontes robot tingkat regional, nasional maupun internasional.
Selain itu, dapat menambah Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), yaitu rekam jejak mahasiswa ketika menjalani perkuliahan sebagai dokumen pendukung yang menerangkan kemampuan yang dibutuhkan sebagai prasayarat dalam persaingan memasuki dunia kerja.
Bagi UAD, hal ini dapat mengangkat rangking dalam Sistem Informasi Manajemen Pemeringkatan Kemahasiswaan (Simkatmawa), yaitu program klasifikasi dan pemeringkatan bidang kemahasiswaan, yang dirilis oleh Ditjen Belmawa Kemenristek Dikti. (Affan)
Discussion about this post