DALAM rangka penanggulangan dan pencegahan Covid-19, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melakukan dekontaminasi kampus secara periodik. Dekontaminasi ini dilakukan di gedung-gedung kampus I, II, III, IV (utama), V, dan VI.
Seperti disampaikan Dr Zahrul Mufrodi, MT, Kepala Biro Sarana dan Prasarana UAD, dekontaminasi kali ini dimulai pada Ahad, 4 Oktober 2020 lalu dari kampus I dan VI, disusul kemudian di kampus II, III dan V. “Selanjutnya di kampus IV atau utama,” jelas Zahrul Mufrodi, Sabtu (10/10/2020).
Menurutnya, UAD Yogyakarta melakukan dekontaminasi secara periodik untuk meminimalisir penyebaran virus Corona. “Sebab, upaya pencegahan lebih baik,” paparnya.
Proses dekontaminasi itu dilakukan di seluruh gedung UAD Yogyakarta, yang melibatkan tim dari MCCC Kota Yogyakarta, MDMC, Kokam dan security.
Di sisi lain, Utik Bidayati, SE, MM, Wakil Rektor UAD Bidang Keuangan, Kehartabendaan dan Administrasi Umum, menjelaskan, dekontaminasi yang dilakukan UAD Yogyakarta itu mengikuti aturan dan kebijakan pemerintah.
“Adapun tempat yang didekontaminasi adalah area-area yang selama ini sudah diadakan berbagai aktivitas rutin,” kata Utik Bidayati, yang menambahkan proses dekontaminasi ini bertujuan untuk melakukan proteksi atau pengamanan warga di sekitar kampus UAD Yogyakarta. Jadi, tidak sekadar warga UAD saja yang diproteksi.
Sejak tujuh bulan terakhir ini, UAD Yogyakarta telah melakukan dua kali proses dekontaminasi di seluruh gedung yang ada. Pertama dilakukan pada bulan Maret 2020. Kedua pada bulan Agustus dan Oktober 2020.
Dekontaminasi tersebut dilakukan karena sudah ada aktivitas perkantoran di lingkungan UAD. Dan aktivitas yang ada itu, tentu dengan mematuhi standar protokol kesehatan ketat yang sudah ditetapkan Satgas Covid-19 UAD Yogyakarta.
Karena ini merupakan program yang sifatnya pengamanan, kata Utik Bidayati, selama kondisi pandemi COVID-19 akan tetap dilakukan. “Dekontaminasi juga fleksibel, bisa dilakukan dalam kurun waktu sebulan jika aktivitas kampus terpantau ramai dan bisa juga dua sampai tiga bulan apabila tidak terlalu ramai,” kata Utik Bidayati. (Affan)
Discussion about this post