Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengukuhkan tiga guru besar dalam Sidang Terbuka Senat di Ruang Amphitarium Lantai 9 Kampus 4 UAD, Jl Jenderal Ahmad Yani, Ring Road Selatan Kragilan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Sabtu (22/2/2025).
Dalam acara yang dibuka Ketua Senat UAD Prof Dr Ir Dwi Sulisworo, MT, tiga dosen UAD dikukuhkan sebagai guru besar: Laela Hayu Nurani, Sumaryati dan Sitti Nur Djannah. Ketiganya adalah perempuan. Menyampaikan pidato pengukuhan sesuai dengan bidang yang ditekuni.
Ada hal menarik dari pidato pengukuhan guru besar UAD, di mana seluruh ranting ilmu berkaitan dengan khasanah keilmuan Islam. Salah satunya adalah Prof Dr Sumaryati, M.Hum yang menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Revitalisasi Etika Menuju Peradaban yang Berkeadaban: Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi” terkait secara langsung, bahkan eksplisit dengan Risalah Islam Berkemajuan (RIB).
Sumaryati yang dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Filsafat Moral dan Etika menekankan bahwa ilmu pengetahuan harus membawa manfaat bagi kemanusiaan dan mengangkat martabat manusia. “Di sinilah peran penting etika dan moral dalam kehidupan,” ungkapnya.
Ia pun menutup pidatonya dengan harapan, “Semoga pidato ini membawa berkah dan menghasilkan rahmat untuk semua.”
Prof Laela Hayu Nurani yang dikukuhkan dalam bidang Farmakognosi, Fitokimia dan Fitoterapi menyoroti penelitian tanaman obat seperti jahe dan pasak bumi yang memiliki potensi besar dalam dunia kesehatan.
“Semua pencapaian ini tidak lepas dari dukungan banyak pihak. Karena itu, terima kasih,” ujarnya di akhir pidato.
Sedangkan Prof Raden Sitti Nur Djannah yang dikukuhkan dalam bidang Promosi Kesehatan Remaja dan Perubahan Perilaku, memaparkan empat tantangan utama kesehatan remaja.
“Yaitu masalah fisik seperti obesitas, mental seperti kecemasan dan depresi, sosial seperti perundungan dan perilaku seks tidak aman serta lingkungan seperti polusi dan sanitasi yang buruk,” paparnya.
Untuk mencapai tujuan kesehatan remaja, jelas Sitti Nur Djannah, dibutuhkan masukan dari akademisi dan penelitian yang memadai.
Di akhir pidatonya ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak. “Terutama kepada orang tua yang selalu memberikan suri teladan,” tandasnya.
Ketua Senat UAD, Prof Dwi Sulisworo, mengungkapkan kebanggaannya atas bertambahnya jumlah guru besar di UAD.
“Alhamdulillah, ini menjadi berkah sekaligus tambahkan tanggung jawab agar UAD ke depan bisa lebih berkontribusi kepada masyarakat dan ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Dwi Sulisworo juga menegaskan bahwa ketiga guru besar tersebut tidak akan pernah kendor dalam berkontribusi bagi masyarakat dan pengembangan ilmu.
Hal tersebut lantaran ketiga perempuan hebat itu memiliki ketekunan, kedisiplinan dan keuletan yang menjadi teladan bagi generasi muda. “Mereka harus menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama generasi muda,” katanya.
Bertambahnya guru besar itu merupakan bagian penting bagi kemajuan UAD. Terutama untuk mendukung visi UAD dalam memberikan kemanfaatan yang lebih luas kepada umat manusia.
Pada kesempatan itu Rektor UAD, Prof Dr Muchlas, MT, sampaikan selamat kepada para guru besar sekaligus menyampaikan laporan terkait dengan jumlah guru besar di UAD saat ini.
Dengan pencapaian guru besar saat ini dapat membawa UAD menuju prestasi. Saat ini UAD mempunyai 20 persen guru besar dari total 739 dosen UAD.
Rektor UAD berharap para guru besar agar senantiasa menyematkan spirit untuk menjaga dengan baik marwah akademik di lingkungan UAD.
Bagi Muchlas, guru besar adalah mereka yang bertugas untuk menjaga marwah akademik dan marwah keilmuan serta persyarikatan Muhammadiyah.
Ke depan, para guru besar dapat menghasilkan karya-karya yang spektakuler sesuai bidangnya yang dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara. (Fan)