Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali berpartisipasi dalam program SEA Teacher, sebuah program pertukaran mahasiswa untuk melaksanakan praktik mengajar di kawasan ASEAN.
Program yang telah mencapai angkatan ke-10 ini, setiap tahunnya diikuti oleh ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam.
Tahun ini FKIP UAD menerima 19 mahasiswa dari enam perguruan tinggi Filipina: West Visayas State University, Capiz State University, Central Luzon State University, Adamson University, University of Saint Anthony dan University of St La Salle.
Mereka diterima di Educators Hall Kampus 4 UAD dalam acara Opening Ceremony yang hangat pada 20 Januari 2025 lalu.
Selama satu bulan para mahasiswa Filipina tersebut melaksanakan training praktik mengajar di sekolah-sekolah mitra UAD di Yogyakarta: TK ABA Nitikan, SD Muhammadiyah Nitikan, SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan SMK Negeri 6 Yogyakarta.
Mereka tidak hanya berkesempatan praktik mengajar di kelas, melainkan juga berinteraksi dengan budaya Indonesia melalui berbagai kegiatan, seperti workshop membatik, wisata kuliner hingga kunjungan ke tempat wisata di Komplek Keraton dan Candi Prambanan.
Para mahasiswa berhasil melalui seluruh rangkaian kegiatan SEA Teacher walaupun harus menghadapi tantangan gegar budaya.
Pada hari pertama mereka langsung dihadapkan pada situasi yang mengharuskan penyesuaian diri, seperti makanan dengan cita rasa yang berbeda, aturan berkunjung laki-laki ataupun perempuan yang harus dipatuhi hingga suara adzan Subuh yang selalu terdengar di pagi hari.
Paparan terhadap perbedaan budaya ini merupakan hal positif dalam membangun sikap saling pengertian antarkebudayaan yang berbeda.
Dalam hal ini, FKIP UAD menugaskan mahasiswa Indonesia untuk mendampingi mahasiswa Filipina dalam keseharian mereka sehingga tantangan gegar budaya tersebut dapat dilalui dengan mudah.
Di samping menerima mahasiswa dari Filipina, FKIP UAD juga mengirimkan 23 mahasiswa untuk mengikuti program SEA Teacher ke enam perguruan tinggi mitra tersebut.
Dengan jumlah ini, UAD mencatatkan rekor partisipasi tertinggi dalam sejarah keikutsertaan pada program SEA Teacher satu dekade terakhir.
Para mahasiswa tersebut tidak hanya dibekali dengan ketrampilan mengajar saja, melainkan juga ketrampilan dasar seperti etika menjadi global citizen dan pemahaman lintas budaya.
SEA Teacher merupakan program yang diselenggarakan oleh SEAMEO Secretariat, sebuah konsorsium yang beranggotakan kementerian-kementerian pendidikan negara ASEAN.
Program ini tidak hanya bemanfaat bagi mahasiswa peserta program, melainkan juga para siswa di sekolah sasaran. Paparan terhadap perbedaan budaya dapat membuka wawasan para mahasiswa akan keberagaman dan menjadi sarana memupuk rasa toleransi antarwarga negara ASEAN.
Dengan potensi dampak yang cukup besar, pemerintah — melalui Kementerian Pendidikan Dikti, Sains dan Teknologi — diharapkan memberikan dukungan yang optimal.
Kepala Bidang Kerja Sama Luar Negeri UAD, Afit Istiandaru, berharap, perwakilan Kemendiktisaintek tahun ini dapat menghadiri evaluation meeting program SEA Teacher yang akan diselenggarakan di Malang, Jawa Timur, pada Agustus 2025 mendatang.
“Masalah yang sering didiskusikan pada pertemuan tahunan tersebut dan belum terpecahkan hingga kini adalah masalah visa bagi peserta,” kata Kepala Bidang Kerja Sama Luar Negeri UAD, Afit Istiandaru, Jum’at (16/5/2025).
Pada beberapa kesempatan, kantor-kantor imigrasi mensosialisasikan bahwa program pertukaran pelajar hendaknya menggunakan visa yang sesuai walaupun durasinya kurang dari 30 hari, alih-alih menggunakan bebas visa untuk tujuan wisata.
Namun, masih banyak perguruan tinggi yang kesulitan menerapkannya mengingat biaya visa untuk pertukaran pelajar yang cukup mahal dan memberatkan mitra.
“Kami berharap Kemendiktisaintek dapat memberi arahan dan memfasilitasi kerja sama dengan Ditjen Imigrasi untuk membebaskan biaya visa bagi peserta program SEA Teacher ini sebagaimana pemerintah dapat membebaskan visa untuk program pertukaran lainnya seperti program Darmasiswa dan program Kemitraan Negara Berkembang atau KNB,” tambah Afit Istiandaru.
Keikutsertaan FKIP UAD dalam program SEA Teacher hingga kini menunjukkan komitmennya dalam mendukung program pertukaran mahasiswa internasional secara berkelanjutan.
Harapannya, program ini terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan di Asia Tenggara. (Fan)
Discussion about this post