BANYAK pencapaian selama 100 hari pertama kerja, Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta, salah satunya adalah penanganan sampah di Kota Yogyakarta.
Pemkot Yogyakarta mencatat produksi sampah mencapai 1.600 ton per minggu. Sementara sekitar tiga bulan lalu, masih ada tumpukan sampah sekitar 3.600 ton yang masih belum dikelola.
Walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengatakan pihaknya mampu menangani sampah hingga 1.600 ton per hari. Dia pun mengaku produksi sampah harian dan tumpukan sampah tersebut telah mampu dikelola dengan tujuh mesin insinerator produksi Dodika Incinerator yang dimiliki Pemkot Yogyakarta.
Meski begitu, Pemkot Yogyakarta juga sempat mengalami peningkatan produksi sampah terlebih saat momen liburan atau long weekend.
Pemkot Yogyakarta yang telah mampu mengolah sampah secara mandiri pun, masih memerlukan peningkatan kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah secara mandiri.
Terpisah Komisaris PT Dodika Prabsco Resik Abadi, Karina Prabowo Sanger menjelaskan, dalam penanganan sampah, tidak hanya dibumihanguskan. Tapi harus melalui beberapa metode penanganan sampah secara tuntas, dari hilir ke hulu seperti pemilahan sampah sejak dari rumah lalu diangkut oleh dinas maupun pihak swasta tapi harus konsisten ketempat-tempat yang seharusnya, tidak dipilah lagi, melainkan langsung ketempat masing-masing sesuai sampah yang diangkut.
“Sampai pengolahan sampah organikpun yang bisa dijadikan beberapa pilihan seperti menjadi makan magot yang akhirnya magot tersebut bisa jadi pakan ternak,” katanya.
Selain itu, menurut Karina sampah bisa dimasukan dalam pengolahan biopori. Sehingga sampah yang masih ada nilai ekonomisnya seperti kaleng, plastik pun saat ini banyak diolah lagi menjadi alat rumah tangga sampai menjadi sama seperti batu bara muda yaitu menggunakan RDF.
“Kemudian sampah yang tinggal residu dimasukan ke dalam mesin incinerator dodika, dan abunya bisa dimanfaatkan kembali untuk campuran batu bata atau pafingblock, aspal maupun sebagai penggempur tanah, dan zerowaste deh,” katanya.
Mesin incinerator dodika bisa beroperasi selama 24 jam nonstop, dengan SOP yang diterapkan dan konsisten, otomatis sampah akan berkurang.
“Pemasangan pun sudah melewati beberapa kajian teknis, termasuk sosialisasi kepada masyarakat di sekitar alat ini dipasang, sampai uji dioksin furan yang dikirim ke luar negeri untuk uji asap lengkap,” pungkasnya. (rth)
Discussion about this post