DI tengah meningkatnya kasus pandemi Covid-19 tahun 2021, Dosen Program Studi (Prodi) Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta tetap melakukan kegiatan pembinaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) secara daring maupun luring dengan prokes.
UMKM yang dibina tersebut adalah UMKM ultra mikro “SuleRen” dan “IdaMan” yang memproduksi susu kedelai dengan menggunakan kedelai lokal yang ditanam di Pati dan Grobogan, Jawa Tengah.
Di masa pandemi Covid-19 banyak UMKM terdampak penjualannya karena beberapa kebijakan yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk menekan laju peningkatan kasus Covid-19. Termasuk yang dialami Ny Ida Kartini dan Ny Nurul.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Dr Sunarti, M.Si, bersama timnya terdiri dari Rosyida Awalia Safitri, S.Gz, M.Imun dan Khoirunnisa ramadhani, S.Gz, M.Pd melakukan kegiatan pembinaan kepada UMKM dengan target mendapatkan sertifikat laik sehat dari Dinas Kesehatan.
Kegiatan yang dilakukan terkait pembinaan keamanan pangan yang meliputi dasar-dasar sanitasi dan food kontaminan, food borne disease dan cara produksi pangan yang baik. Kegiatan ini sudah dilaksakanan pada bulan Juni 2021 lalu.
Pada hari Minggu (15/8/2021) UMKM susu kedelai “IdaMan” dan “SuleREN” mengadakan webiner dengan tema “Potensi Susu Kedelai sebagai Minuman Fungsional”.
Pembicara dalam kegiatan tersebut adalah Tim Pengabdi dari UAD, yaitu Dr. Sunarti, M.Si, Rosyida Awalia Safitri, S.Gz, M.Imun, dan Khoirunisa Ramadhani, M.Pd, yang dihadiri UMKM mikro dari bidang lain serta kader kesehatan.
Diharapkan, dengan adanya kegiatan webiner ini masyarakat lebih mengenal manfaat susu kedelai untuk kesehatan di luar kenikmatan rasanya yang mampu menggoyangkan lidah.
Dijelaskan Dr Sunarti, M.Si, kegiatan pengabdian ini masih akan dilanjutkan dengan pendampingan kepada UMKM untuk mendapatkan sertifikat laik sehat dan pengolahan limbah padat susu kedelai menjadi olahan pangan yang bergizi.
“Selama ini, limbah padat susu kedelai hanya dipakai untuk pakan ayam,” terang Dr Sunarti, M.Si.
Melalui pengabdian ini, kata Rosyida Awalia Safitri, S.Gz, M.Imun, UMKM dilatih untuk mengolah limbah susu dan kedelai menjadi tempe gembus.
“Tempe gembus merupakan makanan fermentasi khas Indonesia yang dapat dikembangkan menjadi pangan fungsional karena serat pangannya yang tinggi serta mengandung bakteri asam laktat yang dapat berfungsi sebagai probiotik,” kata Dr.Sunarti, M.Si
Selain membuat tempe gembus, UMKM juga dilatih mengolah limbah susu kedelai menjadi kerupuk dan eskrim. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara luring di Pati, Jawa Tengah, setelah kasus Covid-19 mereda.
Dengan demikian, usaha susu kedelai menjadi jenis usaha dengan zero waste. (Fan)
Discussion about this post