JUMLAH remaja awal dan remaja yang berusia menjelang berkeluarga semakin banyak di Kelurahan Warungboto, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Namun, akses mereka untuk mendapatkan informasi dan layanan kesehatan tidak memadai. Hal ini mengakibatkan munculnya masalah kesehatan, antara lain kehamilan tidak diinginkan, gangguan kesehatan mental dan sebagainya.
Kondisi ini yang menggelitik dosen Prodi Kesehatan Masyarakat dan Prodi Ilmu Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD) untuk memberikan intervensi kesehatan.
Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman remaja mengenai urgensi posyandu remaja.
Di samping itu, untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif remaja dalam menghidupkan kembali posyandu remaja yang sempat vakum.
Potensi remaja di Warungboto, Kemantren Umbulharjo, Yogyakarta, jumlahnya banyak. Dan remaja awal belum terpapar informasi kesehatan sama sekali.
Potensi lainnya adalah pernah ada posyandu remaja. “Sehingga kami berpikir untuk mengaktifkan kembali posyandu tersebut,” jelas Khoiriyah Isni, SKM, M.Kes, Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat, Sabtu (29/10/2022).
Tim Pengabdian FKM-FK UAD bersama PIK-R Haningwito lantas berkomitmen mengaktifkan kembali posyandu remaja Warungboto.
Intervensi ini disambut baik Ketua Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Haning Wito Warungboto, Muhammad Daffa, yang menjelaskan sumber daya manusia (SDM) cukup tersedia dan terlatih.
“Karena beberapa remaja yang menjadi pengurus PIK-R sudah cukup memiliki pengetahuan dan ketrampilan menyelenggarakan posyandu remaja,” terang Daffa.
Kegiatan yang telah diselenggarakan pada 27 Oktober 2022 di Taman Baca Masyarakat Warungboto Yogyakarta dihadiri 25 remaja dengan rentang usia 10-24 tahun.
Alur posyandu remaja hampir sama dengan posyandu balita maupun lansia, yaitu registrasi, pengukuran antropometri, pencatatan dan pelaporan.
Kemudian dilanjutkan dengan konseling kesehatan secara individu dan konseling kelompok.
Dikatakan dr Nurul Qomariyah, M.Med.Ed, dokter yang melakukan konseling individu sekaligus sebagai anggota Tim Pengabdian Masyarakat, kegiatan ini seharusnya dilakukan secara rutin dan berkala.
“Karena beberapa remaja ditemukan tidak hanya memiliki masalah kesehatan fisik, namun juga ada masalah kesehatan mental,” ungkap Nurul Qomariyah.
Misalnya, masalah keluarga yang berdampak pada prestasi akademik. Hal ini perlu ditindaklanjuti layanan kesehatan melalui posyandu remaja.
Sebagai rencana tindak lanjut, tim dari UAD dan PIK-R Haningwito Warungboto berkomitmen untuk menyelenggarakan posyandu remaja secara rutin setiap tiga bulan.
Selain itu juga menjalin kerjasama dengan Puskesmas dan lintas sektoral lainnya. Hal itu sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan ini. (Fan)