Vaksinasi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negara Indonesia. Dan, pascavaksinasi diyakini berdampak positif pada trend ekonomi dan investasi yang sempat melambat karena pandemi Covid-19.
Prospek ekonomi pascavaksinasi diharapkan akan terus tumbuh. Karena vaksinasi diyakini membawa optimisme bagi perekonomian Indonesia. Diharapkan pandemi Covid-19 yang sempat membuat pertumbuhan perekonomian minus akan kembali tumbuh setelah adanya vaksinasi ini.
Kemarin, dalam acara ngobrol virtual di Semarang, Jawa Tengah, dengan tema “Prospek Ekonomi Pascavaksinasi Covid-19”, Dosen Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Dr Purwoko, MM, menyampaikan, kondisi resesi ekonomi yang tidak biasa akibat pandemi Covid-19 ini, perlu vaksinasi ekonomi untuk memulihkan ekonomi seperti sedia kala.
“Vaksinasi kesehatan ini tidak berimbas langsung terhadap ekonomi,” kata Purwoko, yang menambahkan saat ini perlu suntikan modal bagi usaha produktif.
Usaha produktif yang dimaksud, yaitu koperasi, UMKM, dan pertanian. “Tiga sektor ini perlu dibantu pemerintah, terutama permodalan,” tandasnya.
Bagi Purwoko, ketiga sektor itu berimbas cukup serius akibat pandemi Covid-19 sekarang ini. “Pembatasan kegiatan masyarakat bisa mendorong terhambatnya pertumbuhan ekonomi,” papar Purwoko, yang menjelaskan pembatasan bisa berupa transportasi,
pasar, destinasi wisata, warung, toko, dan lainnya.
Menurutnya, kebijakan pemerintah itu membawa imbas yang luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi.
Di sektor koperasi, Purwoko menyebut ada kesalahan struktural yang akut dari pemerintah. “Misalnya, dalam UU Cipta Kerja ada sektor koperasi yang perlu dibenahi, seperti syarat pendirian koperasi yang dipermudah justru bertolak belakang dari semangat koperasi itu sendiri,” ungkapnya.
Dalam UU yang baru ini, kata Purwoko, syarat pendirian koperasi cukup sembilan orang. Sedangkan dalam UU sebelumnya, perlu 20 orang.
Dikatakan Purwoko, koperasi adalah kumpulan orang per orang. “Semakin banyak orang semakin baik, bukan malah dikurangi,” ujarnya.
Pemerintah selama ini sudah menghapus 80 ribu koperasi, malah mempermudah lagi pendirian koperasi. “Ini tidak tepat,” tandasnya.
Bagi Purwoko, lebih baik koperasi yang ada ini ditingkatkan kualitasnya. Kemudian di bidang UMKM perlu holding untuk menyelamatkan UMKM tersebut.
Sementara bidang pertanian, menurut Purwoko, sebenarnya bisa hidup atas dirinya sendiri di situasi pandemi Covid-19 ini. “Saya mengusulkan, bila pemerintah memberi suntikan kepada koperasi dan UMKM ini harus didampingi mereka yang berkompeten,” jelasnya.
Misalnya, dari dinas terkait di daerah perlu mendampingi itu. Tapi, selama ini pendampingan-pendampingan dari pemerintah kurang optimal. “Karena itu, diharapkan suntikan vaksin ekonomi ini betul-betul mujarab dalam menghidupkan ekonomi,” paparnya. (fan)