MUHAMMADIYAH lahir sebagai gerakan yang membawa spirit kemajuan, di mana spirit ini tidak hanya berhenti sampai di kota Yogyakarta, namun juga melebar sampai mendunia. Paling tidak di 28 negara di dunia.
Hal tersebut disampaikan Prof Dr H Abdul Mu’ti, M.Ed selaku Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tabligh akbar di Masjid Islamic Center, Kampus Utama UAD Jl Jenderal Ahmad Yani, Ringroad Selatan, Kragilan, Kalurahan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Minggu (9/10/2022).
Kegiatan yang dihadiri Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono, Wakil Ketua PWM DIY Arif Jamali Muis dan Dr Gatot Sugiharto SH, MH (Wakil Rektor UAD Bidang Kemahasiswaan dan Alumni) adalah kegiatan ke-5 dari 16 rangkaian syiar Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr H Abdul Mu’ti, M.Ed, merasa bahagia berada di tengah-tengah keluarga besar PDM Kota Yogyakarta.
Apa yang disampaikan Abdul Mu’ti, menarik jamaah dan anggota Muhammadiyah serta Aisyiyah beserta ortom yang hadir memenuhi Masjid Islamic Center sampai meluber keluar masjid.
Disampaikan Abdul Mu’ti, akhir-akhir ini banyak orang kagum terhadap Muhammadiyah. “Terlebih beberapa bulan terakhir sebelum menyambut muktamar,” tandas Abdul Mu’ti.
Menurut bahasa Abdul Mu’ti seperti sedang demam Muhammadiyah. “Karena syiar muktamar sedang diselenggarakan di berbagai tempat, di mana tidak hanya euforianya yang terasa, namun juga manfaatnya bagi masyarakat luas,” papar Abdul Mu’ti.
Dalam menyukseskan muktamar, dikatakan Abdul Mu’ti, warga Muhammadiyah tetap memiliki spirit dan ghiroh yang besar dalam bergembira menyambutnya.
“Meskipun sebelumnya terkendala Covid-19 selama dua tahun, tapi nyatanya Muhammadiyah tetap aktif melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Abdul Mu’ti.
Bagi Abdul Mu’ti, Muhammadiyah hadir sebagai institusi yang membantu menyelesaikan masalah selama Covid-19 berlangsung maupun pasca Covid-19 lewat berbagai amal usahanya.
Kaitannya dengan amal saleh, dijelaskan Abdul Mu’ti, Ahmad Dahlan sebelumnya telah melakukan reinterpretasi amal saleh. “Dan mentransformasikan sebagai sebuah gerakan yang menghasilkan amal usaha muhammadiyah saat ini,” kata Abdul Mu’ti.
Menurutnya, amal saleh dan iman inilah yang menjadi bagian dari spirit pembaharuan Muhammadiyah.
Terkait dengan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah, Abdul Mu’ti mengungkapkan akan dihadiri 2-3 juta orang. “Untuk itu kepada semua warga Muhammadiyah bisa mewujudkan muktamar ini yang berkeadaban dan yang bersih,” kata Abdul Mu’ti.
Disampaikannya, bersih di sini adalah bersih lingkungannya, bersih dari money politik dan bersih dari intrik. Bersih lingkungan, Muktamar Muhammadiyah harus peduli pada kondisi lingkungan. “Tidak meninggalkan sampah dan meminimalisir plastik,” tandas Mu’ti, yang berharap muktamar kali ini berpihak pada lingkungan.
Terkait bersih dari money politik, kata Mu’ti, muktamar harus bersih dari tindakan-tindakan politik uang. “Insya Allah pimpinan Muhammadiyah tidak akan goyah dan tidak akan pernah melakukan politik uang ini,” kelakar Abdul Mu’ti.
Sedangkan menyoal bersih dari intrik-intrik, dikatakan Abdul Mu’ti, muktamar harus menghasilkan keputusan yang berlandaskan atas kajian dan bacaan yang jernih atas peran Muhammadiyah.
“Termasuk dalam pemilihan pimpinan Muhammadiyah, jangan sampai memilih pimpinan Muhammadiyah atas dasar like and dislike, akan tetapi atas dasar peran Muhammadiyah ke depan dan kompetensi kader yang dibutuhkan,” papar Abdul Mu’ti.
Ketua PDM Kota Yogyakarta, Drs H Akhid Widi Rahmanto, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof Dr H Abdul Mu’ti, M.Ed yang berkenan hadir menyampaikan dalam tabligh akbar. Juga ucapkan terima kasih kepada keluarga besar Muhammadiyah dan Aisyiyah yang telah datang menyemarakkan syiar Muktamar yang digelar PDM Kota Yogyakarta kali ini
“Ke depannya kita senantiasa tetap harus tholabul ilmi atau mencari ilmu,” kata Akhid. (Fan)