PANDEMI Covid-19 yang masih berlangsung ini, tidak lantas membuat lansia harus berdiam diri di rumah dengan kecemasan dan kebosanan.
Dengan bantuan anak dan cucu serta kemauan kuat dari lansia itu sendiri, mereka tetap beraktifitas.
Tholabul ilmi mereka lakukan dengan mengikuti kajian via zoom meeting setiap hari Selasa dan Jum’at, yang hingga kini mencapai seri ke-141.
Tatap muka juga sudah dilakukan dengan kegiatan ta’awun sosial yang dilakukan tanpa terhambat oleh pandemi Covid-19.
Sejak pandemi Covid-19 berlangsung, ta’awun sosial yang dilakukannya itu tidak berhenti. Bahkan, frekuensinya diambah, yang biasanya dua kali setahun menjadi tiga kali setahun.
Berbagi dengan lansia di daerah melalui griya lansianya di Kota Yogyakarta, Kulon Progo, Gunung Kidul, Bantul dan Sleman, mereka pun berbagi kebutuhan lansia.
Ini hebatnya lansia. Ketika open donasi, mereka dengan cepat menyambut kegiatan tersebut. Sehingga dalam waktu singkat kebutuhan terpenuhi.
Seperti yang terjadi pada 5 Desember 2021. Diiringi rintiknya hujan, bakti sosial (baksos) di Desa Gluntung Kidul, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, tetap dilaksanakan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes).
Lansia yang dihadirkannya pun hanya perwakilan saja. Suguhan soto daun kelor produksi ibu-ibu Aisyiyah Ranting dan Cabang Gluntung Kidul membuat ta’awun sosial kali ini berlangsung bahagia dan membahagiakan.
Diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh anak-anak dari SDIT Aisyiyah, disusul menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars Aisyiyah yang benar-benar merasuk dalam hati.
“Mari beramal dan berdarma bakti membangun negara, mencipta masyarakat Islam sejati, penuh karunia, bukan sekadar cerita apa yang telah dilakukan Aisyiyah dan Muhammadiyah untuk negeri ini,” ungkap Wakil Ketua Lembaga Kebudayaan PP Aisyiyah, Widyastuti, SS, MHum, Jum’at (10/12/2021).
Menurut Wiwied, sapaan akrab Widyastuti, persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah mendidik, mengarahkan, memfasilitasi warganya, dari anak-anak hingga ajal menjemput dengan memberikan kontribusi positif untuk bangsa dan negara dari unit terkecil atau diri sendiri hingga dunia.
Hal tersebut dikuatkan dengan apa yang disampaikan sesepuh Aisyiyah, Hj Hadiroh Ahmad, yang menceritakan bagaimana Aisyiyah menggalang dana untuk kegiatan, mencetak perangko Aisyiyah untuk pembangunan gedung sekolah, pembangunan fasilitas kesehatan.
Lagu untuk penggalangan dana melalui perangko amal pun masih merdu didendangkan oleh Hj Hadiroh Ahmad di taman toga yang asri dan pernah menjadi juara nasional itu.
Apa yang disampaikan Hj Hadiroh Ahmad semakin meyakinkan masyarakat bahwa warga persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah adalah warga yang hebat, tangguh dan tulus dalam berbuat untuk negeri ini.
Warga yang tidak butuh pernghargaan atas kebaikan yang dilakukan, tidak butuh berbicara di sana-sini untuk mendapatkan pengakuan.
“Insya Allah mereka melakukan dengan ketulusan hati semata lillahi ta’ala,” ungkap Widyastuti. (Fan)