UNIVERSITAS Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menyelenggarakan Sidang Terbuka Senat dengan agenda pengukuhan Guru Besar atas nama Prof. Dr. Suyadi, S.Pd.I., M.Pd.I., Senin (11/9/2023), di Amphiteater Lantai 7 Gedung Kedokteran Kampus 4 UAD, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Ringroad Selatan, Kragilan, Kalurahan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul.
Menteri Agama RI, Yaqut Choulil Qoumas, melalui SK No. 013763/B.II/3/2023 telah menaikkan jabatan akademik/fungsional Suyadi menjadi Profesor dalam Bidang Ilmu Pendidikan Islam.
Sidang Terbuka Senat yang dibuka Ketua Senat Prof. Dr. Dwi Sulisworo, M.T. dihadiri Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Koordinator Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta Wilayah III DIY Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., M.A., Kepala LLDIKTI Wilayah V DIY Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D., Ketua BPH UAD Prof. Dr. Marsudi Triatmodjo, S.H., L.LM., dan Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T. beserta Wakil Rektor.
Dalam pidato pengukuhan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Islam pada Fakultas Agama Islam UAD, Suyadi mengawali dengan pemberitahuan kalau dirinya menempati 3 besar dalam pangkalan data Scopus dari 13 nama yang sama.
“Saya termasuk hak indeks Scopus 5 dengan menempati tiga besar dalam pangkalan data Scopus,” terang laki-laki kelahiran Sleman, 7 Agustus 1982.
Adapun yang paling menarik, dalam pangkalan data Perpustakaan Nasional ada 203 buku yang pengarangnya bernama Suyadi. “Dan 80 buku itu adalah tulisan saya sendiri,” papar Suyadi yang punya motto hidup berkarya untuk kemajuan ilmu, agama dan bangsa.
Bukunya itu merupakan karya tulisan yang diciptakannya pada platform Perpustakaan Nasional yang memiliki International Standard Book Number (ISBN).
Ketika menyampaikan bahasan Neurosains Pendidikan Islam: From Neuron to Nation, Suyadi menyampaikan bahwa agama dan kualitas otak manusia menjadi faktor penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan peradaban dunia.
“Indonesia memang bukan negara agama, tapi Indonesia secara resmi mengakui enam agama dalam bingkai kesatuan Republik Indonesia,” kata Suyadi.
Bagi Suyadi, faktor utama yang menyebabkan pendidikan Islam belum berkontribusi secara signifikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan kemajuan peradaban dunia karena pendidikan Islam belum menaruh perhatian serius terhadap ilmu kecerdasan, kualitas otak dan pengembangan akal manusia.
Disampaikan Suyadi, integrasi Neurosains Pendidikan Islam dalam Catur Dharma Pendidikan Tinggi telah menjadi siklus keilmuan yang mendorong proses pencerdasan dan pencerahan berkelanjutan.
Dan melalui pengembangan Neurosains Pendidikan Islam, UAD berkontribusi nyata dalam mencerdaskan kehidupan bangsa (nation) yang sangat besar melalui peningkatan kualitas sistem syaraf pusat yang sangat kecil (neuron).
Rektor UAD, Dr. Muchlas, M.T., menyambut baik atas torehan yang dicapai Suyadi dalam mendapatkan gelar tertinggi Guru Besar.
“Pencapaian yang telah didapatkan itu merupakan hal yang harus dihadapi dengan penuh kesabaran,” kata Muchlas.
Atas nama pimpinan dan seluruh keluarga besar UAD, Muchlas mengucapkan selamat kepada Prof. Dr. Suyadi, S.Pd.I., M.Pd.I. beserta keluarga atas kesuksesannya meraih jabatan akademik tertinggi sebagai dosen: Guru Besar.
“Saya kira, guru besar yang diperoleh kali ini melalui proses yang berliku dan panjang,” ujar Muchlas.
Adanya guru besar yang telah dikukuhkan, Muchlas mengatakan, itu digunakan untuk mencapai audit eksternal kampus. “Hal tersebut untuk mendukung proses dalam mengusulkan audit sesuai syarat kualifikasi doktor hingga guru besar,” kata Muchlas.
Pencapaian guru besar ini, kata Muchlas, juga diperlukan untuk mendukung proses-proses audit eksternal. “Jadi, di dalam sembilan kriteria yang selama ini kita gunakan untuk mengusulkan audit eksternal melalui Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi maupun melalui akreditasi mandiri masih memerlukan syarat-syarat kualifikasi doktor maupun guru besar,” jelas Muchlas.
Dikatakan Muchlas, pencapaian guru besar yang telah diperoleh Suyadi dapat memberikan kontribusi lebih. “Hal tersebut agar Lembaga Pengembangan Studi Islam dapat lebih bermanfaat bagi Fakultas Agama Islam UAD,” terangnya.
Rektor UAD berharap, pencapaian guru besar kali ini dapat memberikan kontribusi yang lebih berarti bagi pengembangan UAD. “Khususnya Fakultas Agama Islam,” kata Muchlas. (Fan)
Discussion about this post