Sultan Yakin Aksara Jawa Bisa Mendunia

Sri Sultan Hamengku Buwono X. @Int

GUBERNUR DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan aksara Jawa siap mendunia dengan mengoptimalkan ranah digital.

Aksara Jawa, lanjutnya, harus dapat survive dan lestari di ranah digital agar tidak hilang dan tenggelam.

Sri Sultan mengatakan sesuai dengan amanah Peraturan Daerah DIY Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pemeliharaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

“Pemanfaatan aksara jawa digital harus dapat ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga benar menjadi satu kesatuan dalam jati diri masyarakat,” ujar Sri Sultan dalam sambutannya pada Peringatan Hari Aksara Internasional , Rabu (08/09).

Untuk itu, literasi harus berjalan berdampingan dengan pemanfaatan aksara digital. Ia menambahkan digitalisasi telah dilakukan dengan pengajuan standardisasi.

Di level nasional telah diusulkan ke Badan Standardisasi Nasional (BSN) baik font maupun keyboard. Selain itu, platform digital Aksara Jawa juga sudah tercatat di Unicode dan masuk dalam tabel 7 yang artinya pengguna terbatas.

Namun, Sri Sultan optimis aksara Jawa mampu masuk ke tabel 5 jika melakukan upaya antara lain meningkatkan pemanfaatan aksara digital dari yang masih terbatas dekoratif untuk didorong pada arah pemanfaatan teks tulisan, penggunaan aksara jawa di ranah komunikasi dan korespondensi antar level pemerintahan, pemberian porsi pada pembelajaran muatan lokal khususnya kurikulum dan bahan ajar sehingga tersedia referensi untuk siapapun untuk belajar bahasa Jawa.

Sejak digelar selebrasi digitalisasi pada pagelaran Keraton Ngayogyakarta pada November 2020 lalu dan Kongres Aksara Jawa Maret 2021, Aksara Jawa harus siap hadir dan mudah diakses di platform digital. Kongres Aksara Jawa juga menjadi bagian dari upaya bangkitnya aksara di era milenial.

Sri Sultan mengajak agar momentum ini dimanfaatkan untuk meneguhkan diri bahwa Jogja siap mengawal dan berkontribusi dalam memasifkan pemanfaatan Aksara Jawa.

“Yogyakarta adalah Kota Hanacaraka adalah bagian dari gerakan budaya untuk mempercepat dan pelaziman Aksara Jawa di ranah digital,” imbuhnya.

Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Riset Teknologi RI, Hilman Farid mengapresiasi upaya Pemerintah Daerah DIY dan komunitas mengangkat kembali Aksara Jawa ke era digital saat ini.

“Ini merupakan kontribusi penting dalam pelestarian bahasa dan kemajuan kebudayaan. Terus using Aksara Jawa Jaya Mendunia,” tambahnya.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan ) DIY Dian Laksmi Pratiwi mengatakan pada momentum Peringatan Hari Aksara Internasional sekaligus diluncurkan Aksara Jawa Anjayeng Bawana dan Yogyakarta sebagai Kota Hanacaraka.

“Kami sudah ada regulasi yang cukup kuat untuk melakukan tahapan berikutnya,” jelasnya.

Ia menambahkan bagian dari pelaziman dan pembiasaan aksara jawa adalah digitalisasi Aksara Jawa. Ia berharap Yogyakarta harus bisa dan mampu menjadi inisiator membangkitkan aksara-aksara di Nusantara.

“Dibutuhkan komitmen baik dari pemerintah maupun masyarakat,” imbuhnya. (prov/zal)

Exit mobile version