GUBERNUR DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X siap mendukung percepatan pembangunan asrama haji di Kabupaten Kulon Progo. Hal tersebut dikemukakan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof. Nizar Ali, seusai audiensi dengan Gubernur DIY, di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (07/05) siang.
Lebih lanjut, Nizar menyampaikan apresiasi kepada Ngarsa Dalem mengenai tawaran yang menurutnya dapat menjadi referensi untuk percepatan pembangunan asrama haji.
“Terkait tawaran dari Ngarsa Dalem, menurut kami sangat baik dan efektif. Prinsipnya, Ngarsa Dalem, melihat proses ini harus berjalan cepat. Maka ada skema-skema yang Sri Sultan tawarkan, kerja sama dengan SMI (PT) atau pun pihak ketiga,” jelas Nizar.
Skema kerja sama tersebut, lanjut Nizar, digunakan sebagai alternatif mengingat proyeksi pencairan APBN membutuhkan waktu yang lama.
“Kalau mengandalkan anggaran APBN, ya bisa selesai, tapi waktunya lama. Sehingga, supaya bisa singkat, beliau menyarankan untuk komunikasi dan kerjasama dengan berbagai pihak tadi,” urainya.
Nizar menilai, dampak pembangunan asrama haji tidak hanya memudahkan para jamaah haji saja.
“Pada prinsipnya dari kami Kemenag, yang penting ada fasilitas untuk keberangkatan haji dengan cepat. Kemudian dampaknya dengan pihak keraton dan masyarakat juga manfaatnya besar,” imbuh Nizar.
Hal tersebut diharapkan terlaksana mengingat asrama haji akan dibangun di atas tanah Sultan Ground.
Untuk bangunannya sendiri, Ngarsa Dalem, memberikan masukan agar melakukan klasifikasi bangunan.
“Ngarsa Dalem menyarankan ada satu bangunan yang setara bintang 4, bintang 3 dan sebagainya. Sesuai dengan opsi-opsi dan kebutuhan dari masyarakat,” lanjutnya.
Terkait dengan penentuan lokasi asrama haji, Nizar mengaku penetapannya sudah mencapai tahap final. Hal tersebut senada dengan pernyataan Kepala Kanwil Kemenag DIY, Edhi Gunawan.
“Lokasi sudah ditentukan, tepatnya di wilayah Kokap. Kalau dari Bandara (YIA), jaraknya sekitar 3,5 kilometer. Nantinya akan ada akses tol yang lewat jalur asrama haji,” terang Edhi.
Kokap menjadi lokasi yang akhirnya dipilih dibanding tiga usulan lainnya yakni Galur, Sentolo, dan Lendah. Pun dua lokasi yang diusulkan sebelumnya yakni Desa Triharjo (Wates) dan Plumbong (Temon). Lokasi-lokasi tersebut tidak ditindaklanjuti karena menggunakan tanah kas desa dan tanah Pemda DIY, serta karena adanya alasan lain.
Sampai sejauh ini, selain penentuan lokasi, telah dilaksanakan pula penentuan skema pembangunan.
“Bentuk dan desain bangunannya sudah ada,” ungkap Edhi.
Adapun target pelaksanaan pembangunan asrama haji ini paling cepat akan dilakukan tahun 2022 dan paling lambat tahun 2023.
Sehingga, diharapkan setahun setelah pembangunan dimulai, bangunan sudah dapat difungsikan.
“Total proyeksi anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan proyek pembangunan asrama haji ini mencapai kisaran Rp600miliar,” tukasnya.
Sebelumnya, dikutip dari laman resmi pemprov DIY, pembangunan gedung asrama haji DIY dinilai cukup mendesak mengingat DIY belum memiliki asrama haji yang layak untuk menampung jamaah haji.
Berdasarkan dari FGD mengenai pembangunan asrama haji yang telah dilaksanakan pada Desember tahun 2020, terjadi peningkatan jumlah jamaah usia lanjut dan risiko tinggi yang membutuhkan akses cepat dan efisien untuk berangkat menunaikan ibadah haji.
Selain itu, perlu kiranya untuk memperpendek jarak keberangkatan menuju embarkasi. Pertimbangan lainnya, jamaah haji juga banyak yang berasal dari kabupaten/kota di Jawa Tengah yang secara geografis lebih dekat dengan DIY. (daf/sep)