GUBERNUR DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X akan melaunching dua platform aplikasi baru yakni Visiting Jogja dan Jogja Pass. Jelang pelaksanaan launching ini, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Hilman Tisnawan bertemu dengan Gubernur DIY pada Selasa 18 Agustus 2020.
Ditemui usai pertemuan di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Hilman menjelaskan, kedua aplikasi ini akan dilaunching Gubernur DIY pada 27 Agustus 2020 mendatang.
Menurut Hilman, saat ini jumlah pengunjung atau wisatawan yang ke DIY sudah semakin banyak.
“Dalam kondisi sekarang ini, kita konsentasinya ada dua, yakni pengendalian dan pertumbuhan perekonomian. Aplikasi Jogja Pass bertujuan untuk memudahkan tracing, dan Visiting Jogja untuk memantau perekonomiannya,” paparnya.
Hilman menuturkan, DIY telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif di triwulan satu dan dua tahun 2020. Untuk itu ia berharap pertumbuhan ekonomi DIY di triwulan ketiga dan keempat ini bisa tumbuh secara meyakinkan tapi tetap aman.
“Tadi arahan dari Ngarsa Dalem, memang harus disiplin penggunaan kedua aplikasi ini. Tujuannya agar masyarakat yang datang bisa termonitor dan merasa aman datang ke DIY,” imbuhnya seperti dikutip laman resmi pemprov DIY.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, Rony Primanto Hari mengatakan, dua aplikasi ini pada dasaenya memiliki manfaat yang sama. Namun untuk Jogja Pass, bisa digunakan untuk seluruh kegiatan di DIY yang bisa menyebabkan kerumunan. Sedangkan Visiting Jogja lebih untuk digunakan memonitor pengunjung yang mengunjungi objek wisata.
“Dua hal ini menjadi yang diperlukan, ketika kita ingin mencegah penularan CoViD-19 di DIY. Semoga semua pihak bisa disiplin menggunakan kedua aplikasi ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengatakan, untuk aplikasi Visiting Jogja nantinya akan dikembangkan menjadi kebijakan satu data pariwisata DIY secara bersama. Aplikasi ini juga sekaligus dapat digunakan untuk mempromosikan pariwisata DIY.
“Tentu hal ini menjadi bagian yang harus kita dorong agar sukses pelaksanaannya. Dan untuk kondisi wisatawan atau pengunjung yang berkunjung ke DIY, mulai Juli 2020 lalu di saat kita mulai terapkan Visting Jogja sampai dengan mnggu kemarin, jumlah wisatawan selalu menunjukkan angka peningkatan,” paparnya.
Singgih mengungkapkan, puncak pengunjung yang datang ke DIY selama penerapan Visiting Jogja telah pada hari Minggu (16/08) kemarin, dengan hampir mencapai 49.000 wisiatawan yang masuk mengunjungi DIY. Dari total wisatawan ini warga DIY masih mendominasi, disusul Jateng, Jatim, Jabar dan DKI Jakarta.
“Tapi kalau dibandingkan antara wisatawan DIY dan non DIY, tentu lebih banyak yang non DIY, yakni sampai 53%. Hal ini menjadi bagian yang harus kita syukuri, tapi juga perlu diwaspadai. Dengan makin banyaknya wisatawan, artinya ekonomi DIY juga mulai menggeliat, tetapi semua harus tetap waspada,” imbuhnya. (yai)