BANYAKnya tudingan miring terhadap aksi damai simpatik yang akan dilaksanakan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kalimantan Selatan di bawah koordinator Lembaga Kerukunan Masyarakat (LEKEM) Kalimantan membuat tokoh pergerakan Kalimantan angkat bicara.
Hal ini di sampaikan langsung oleh Aspihani Ideris yang merupakan Ketua Dewan Pendiri dan Direktur Eksekutif LEKEM Kalimantan sendiri, Senin pagi (6/6/2021) dalam relesannya kepada sejumlah redaksi.
Aspihani mengatakan, aksi yang akan dilaksanakan hari ini bukan untuk mengintervensi pengadilan dan dewan hakim.
Justru ditegaskannya, dalam aksi nantinya tersebut bertujuan ingin mengedepankan hukum secara profesional.
“Kami ini bukan demo seperti biasa yang dilakukan dengan berorasi panjang lebar, namun yang akan kami laksanakan ini adalah aksi damai simpatik bermartabat,” tulis Aspihani.
Aspihani menyebutkan, LEKEM Kalimantan melaksanakan aksi damai simpatik dan bermartabat ini dikarenakan ingin meluruskan bahwa hukum berkeadilan itu masih ada di Kalimantan Selatan.
Mengapa LEKEM Kalimantan bersedia sebagai koordinator sejumlah LSM-LSM di Kalimantan Selatan, dikarenakan menurut Pengacara Kondang ini di dalam SK LEKEM Kalimantan tertera bapak Mardani H. Maming adalah Ketua Dewan Pembina dan Penasehat.
“Dalam organisasi LEKEM Kalimantan mengedepankan sikap rasa kekeluargaan dan persaudaraan, ibarat dalam satu tubuh ada yang terluka, maka sakitlah semua. Dan saat ini tidak sedikit intimidasi dan intervensi datang silih berganti, tidak menyurutkan semangat kami menyerukan kebenaran dan keadilan. Biarlah anjing menggonggong kafilah berlalu,” kata Aspihani.
Iapun memverifikasi keberangkatan pihaknya ke Jakarta menghadap pak Mardani H. Maming dikarekan mendapatkan undangan dari yang bersangkutan.
“Benar kami menghadap pak Mardani H. Maming kemaren, dikarenakan aksi yang akan dilaksanakan ada sangkut pautnya dengan beliau, makanya kami di panggil beliau. Disana beliau hanya berpesan, Laksanakan Aksi tersebut dengan simpatik, damai, teratur dan penuh kekeluargaan serta jangan sampai ada kegaduhan, selain itu jangan ada sikap mengintimidasi pihak pengadilan,” ucap Aspihani menirukan ucapan pak Mardani H Maming.
Aspihani pun menyampaikan alasannya yang mendasar atas aksi yang akan dilaksanakan untuk menegakkan kebenaran di Banua.
“Kebenaran akan tegak, hukum harus kita angkat sebagai panglima dan sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga. Kita percaya bahwa hukum itu masih ada di bumi lambung mangkurat ini,” tegasnya.
Disaat ditanya lagi oleh awak media mengenai massa yang akan turun menyampaikan pendapatnya, Aspihani menjawab dengan rinci bahwa tidak benar dalam aksi tersebut setiap peserta mendapatkan uang sebesar Rp 250.000,- perorang.
“Kita akui, peserta benar kita berikan uang transportasi dan konsumsi, namun dalam batas kewajaran. Tidak benar perorang mendapatkan Rp 250ribu, itu hanya issue untuk menjatuhkan harkat dan martabat saja” ujarnya.
Aspihani pun menyampaikan, dalam aksi yang akan dilaksanakan tidak melakukan orasi sebagaimana aksi demo yang pernah dilakukan. Dalam aksi akan dilakukan selembut mungkin sebagai cerminan kepribadian bapak Mardani H Maming.
“Aksi nantinya kita laksanakan selembut dan sesederhana mungkin, kita akan membagikan bunga-bunga dan juga akan menyundurkan lembaran kain guna minta tanda tangan masyarakat sebagai bukti dukungan moral bahwa hukum itu masih bisa di tegakkan sebagaimana lazimnya penegakan hukum itu sendiri,” tukasnya. (asp/yul)
Discussion about this post