KETUA Umum Perkumpulan Pengacara dan Penasehat Hukum Indonesia (P3HI), Aspihani Ideris mengimbau seluruh masyarakat untuk menghentikan saling perang opini di jejaring media sosial, menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kalsel, Rabu 9 Juni 2021 mendatang.
“Saya berharap menjelang mencoblos ini, lupakan dan hentikan pertikaian berbagai opini publik. PSU tinggal 2 hari, saya berharap pemilu di Kalsel dapat berjalan dengan aman, tenteram dan damai serta penuh kekeluargaan,” kata Aspihani Ideris, Senin (7/6/2021).
Aspihani mengatakan, perang opini tersebut dapat meresahkan masyarakat Kalimantan Selatan, Hingga berdampak pada perpecahan kerukunan umat.
“Hentikan perang opini, kita sama-sama mencoba belajar dewasa dalam berpolitik, karena politik itu adalah untuk mengejar kepentingan dan dalam politik tidak ada teman maupun lawan abadi,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Kerukunan Masyarakat Kalimantan (LEKEM KALIMANTAN) ini.
Mengenai perang opini di medsos tersebut, Ketua DPD Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI) Kalimantan Selatan ini mengatakan kebebasan berekspresi masyarakat memang dijamin dalam Pasal 28 UUD 1945, namun tetap ada koridor yang harus di taati.
“Indonesia menjamin warganya dalam berekspresi. Namun semua itu tidak semerta-merta melegalkan opini hoax, jelaslah semua itu ada koridor dan sanksinya, yakni termaktub di dalam Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), dan KUHP, ” jelas dosen Fakultas Hukum UNISKA ini.
Seperti penyebaran selebaran konten hoaks, ujaran kebencian, dan lain sebagainya, semua itu sebuah pelanggaran hukum dan akan ditindak menggunakan UU ITE KUHP.
Aspihani berharap, untuk menjaga ketenangan, kerukunan dan kedamaian serta memperhatikan etika kearifan lokal dalam menghadapi PSU ini, Bawaslu dan Kemenkominfo bersama Polri terus berkoordinasi untuk menangani hoaks ini, setidaknya hoaks tidak terlalu berkembang biak di wilayah Pemungutan Suara Ulang (PSU) hingga terlaksananya Pilkada yang berbobot dan berkualitas serta jujur juga adil.
“Sebaiknya kita bersama-sama mensukseskan Pilkada Kalsel yang jujur, adil dan bermartabat, Ya tinggal tunggu hasilnya saja lah, kita percayakan sepenuhnya kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan juga kita berharap Bawaslu harus benar-benar bersikap independen serta profesional dalam berkerja,” imbau tokoh aktivis pergerakan ini.
Aspihani percaya, baik pasangan calon 01 maupun 02 keduanya adalah pasangan putra terbaik, siapapun yang terpilih nantinya mereka itulah pilihan terbaik warga Kalimantan Selatan.
“Mereka itu pasangan calon putra terbaik Kalsel, siapapun yang terpilih nantinya seyugyanya kita hormati, dan itulah yang terbaik dari yang baik. Dari itu dari sekarang hentikan pertikaian dan kegaduhan serta semoga PSU ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kita berdo’a saja yang terpilih nantinya mudahan bisa amanah menjalankan tugasnya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tegas, jujur, amanah dan cerdas melaksanakan tugas yang dipimpinnya.” tukasnya. (asp/lif)