ENERGI merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan masyarakat modern. Hingga saat ini sebagian besar kebutuhan energi dunia dipenuhi oleh energi yang berasal dari fosil seperti minyak bumi, gas dan batubara.
Di Indonesia, energi fosil itu menyumbang lebih dari 70 persen kebutuhan energi dan cenderung mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan perubahan gaya hidup.
Dominasi penggunaan energi fosil dan teknologi, pemanfaatannya saat ini merupakan salah satu penyebab naiknya pencemaran emisi karbon kendaraan konsentrasi gas rumah kaca, meningkatnya temperatur udara di permukaan bumi dan berbagai dampak negatif lainnya.
Negara-negara maju merupakan pengguna energi fosil terbesar. Mereka berkewajiban mengurangi emisi, namun sulit untuk mengimplementasikan karena khawatir dengan besarnya biaya sosial dan ekonomi sangat tinggi yang akan ditanggung serta kesulitan mengubah gaya hidup masyarakat.
Di sisi lain, kenaikan penggunaan energi di masa depan akan berpindah ke negara-negara berkembang karena jumlah populasinya besar, laju pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat serta pola perkembangan ekonomi dan gaya hidup yang senantiasa mengacu pada pada negara-negara maju.
Merespon perubahan iklim akibat pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh karbon kendaraan melibatkan persoalan jauh lebih komplek bagi negara berkembang.
Berbagai teknologi dan pendekatan baru untuk membatasi dan mengurangi gas rumah kaca cenderung meningkatkan biaya penyediaan energi dan akses infrakstruktur.
Keterbatasan dana dan sumber daya lain — seperti teknologi — merupakan kendala sebelum perubahan iklim mengarah ke lebih buruk.
Dengan demikian, bila tidak ada perubahan berarti, negara-negara di dunia tetap bergantung pada energi fosil untuk menunjang kehidupan masyarakat dan memutar roda perekonomian hingga beberapa dekade mendatang.
Kebijakan mengurangi emisi karbon secara global semakin terkendala dengan situasi politik dunia, di mana satu tahun terakhir terjadi perang antara Rusia vs Ukraina, dan dua negara tersebut merupakan sumber utama pemasok kebutuhan gas di Eropa.
Dampak rantainya adalah kenaikan harga gas dan ancaman krisis energi. Alternatif untuk memenuhi kebutuhan itu, negara Eropa kembali menggunakan batubara dan minyak yang notabene berasal dari fosil.
Salah satu dari berbagai kebijakan untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang menimbulkan pencemaran lingkungan dan udara adalah memelopori penggunaan kendaraan listrik di semua kegiatan transportasi.
Dengan kendaraan berbasis listrik, secara bertahap pencemaran dapat berkurang. World Economic Forum di Davos Switzerland beberapa waktu lalu mengangkat tema utama tentang Global Energy Crisis.
Demikian juga dengan G-20 Summit yang berlangsung di Bali tahun lalu, para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam G-20 — yang merupakan 20 negara yang mempunyai GDP terbesar di dunia — telah berkomitmen untuk mengembangkan industri kendaraan listrik.
Untuk itulah V STORK Indonesia bekerja sama dengan PT WIKA Industri Manufaktur, PT Pos Indonesia, PT Nalendra Halilintar Samudera dan Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis UKDW mengadakan acara soft launching QYLO dan talk show “Be Ready for Global Energy Crisis”, Senin (20/2/2023), di Phoenix Ballroom The Phoenix Hotel Yogyakarta.
Dalam sambutan pembukaan, Dwiyacitta Nura Nugraha selaku Direktur V STORK Indonesia berkomitmen untuk mendukung industri kendaraan listrik yang seratus persen diproduksi di Indonesia.
Sejak awal melihat kebutuhan akan kendaraan lisrik di masa depan dan dunia akan mengalami krisis energi.
V STORK Indonesia juga bekerjasama dengan V STORK Singapore sebagai pintu gerbang untuk menembus pasar kendaraan listrik di Asia dan dunia.
Menurut Tan Kim Hock, Komisaris V STORK Singapore, dunia sedang dalam transisi menuju ke kendaraan listrik.
“Pasar kendaraan listrik dunia akan terbuka lebar dan terus meningkat dari waktu ke waktu,” kata Tan Kim Hock.
Dikatakan Perminas Pangeran, Dekan Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), topik riset dan roadmap yang telah disusun Fakultas Bisnis UKDW yaitu environtmental, social and corporate governance.
Sedangkan Gelora Yala Nusantoro selaku Manager for Business Development for Overseas PT WIKA Industri Manufaktur — sebagai produsen motor listrik di Indonesia — sangat mendukung kebijakan pemerintah dalam melakukan pengembangan industri kendaran listrik yang lebih ramah lingkungan.
“Sehingga siap mendukung kerjasama untuk pengembangan pasar kendaraan listrik ini,” kata Gelora Yala Nusantoro.
Di sisi lain Nanang Dwi Rianto selaku Operation General Manager PT Pos Indonesia menyambut baik langkah yang dilakukan V STORK Indonesia. “Kami siap mendukung dalam hal tersedianya fasiltas kantor pos yang tersebar di seluruh Indonesia,” tandasnya.
Sementara itu, Syarif Ahmad Zaki Assegaf selaku Direktur PT Nalendra Halilintar Samudra berkeyakinan, kerjasama ini akan dapat mengisi peluang pasar kendaraan listrik yang sangat terbuka di masa depan.
Dalam acara Talk Show “Be Ready for Global Energy Crisis”, Dr Fahmy Radhi (ahli ekonomi energi UGM) menyampaikan, dunia sedang menuju situasi yang sangat sulit. “Karena ancaman krisis energi di masa depan,” tandasnya.
Menurut Fahmy, teknologi industri dan transportasi mau tidak mau, siap tidak siap, harus mulai beralih ke penggunaan energi baru terbarukan yang tidak mengandalkan ke energi yang bersumber dari fosil.
Dalam pengembangan industri kendaraan listrik nasional, Fahmy sangat berharap ada kendaraan nasional yang berjaya di pasar dalam negeri maupun luar negeri. “Mengingat selama ini pasar kendaraan nasional sangat dikuasai oleh kendaraan asing, terutama dari Jepang dan Eropa,” papar Fahmy.
Sementara itu Prof Agus Budiyono meyampaikan, kualitas sumber daya manusia Indonesia tidak kalah dengan kualitas SDM negara-negara maju. “Hal ini sudah terbukti dalam berbagai kompetisi teknologi internasional,” tandasnya.
Bagi Fahmy, kualitas SDM Indonesia sangat siap untuk mengembangkan teknologi ramah lingkungan, termasuk kendaraan listrik.
Wishnu Soehardjo selaku Direktur V STORK Singapore sangat siap untuk mendukung V STORK Indonesia dalam memasuki persaingan kendaraan listrik di pasar global.
Ke depan, masyarakat dunia akan sangat membutuhkan kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi.
Untuk itulah V STORK mengembangkan aplikasi QYLO yang mampu menghitung berapa kilo penghematan energi yang dapat dilakukan dengan kendaraan yang lebih ramah lingkungan. (Fan)
Discussion about this post