SEJAK diluncurkan pada 2021 lalu, total transaksi Belanja Langsung Toko Online Jawa Tengah atau Blangkon Jateng mencapai Rp15 Miliar. Penyedia atau UKM yang bergabung sebanyak 2.448 penyedia.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng, Ema Rachmawati mengatakan, Blangkon Jateng bisa digunakan oleh seluruh kabupaten/ kota. Saat ini yang sudah bergabung sebanyak 18 kabupaten/ kota, dan 10 kabupaten/ kota di antaranya sudah melakukan transaksi.
“Sebagai upaya untuk mendorong UKM agar bergabung, kita juga menggelar pelatihan dan pendampingan UKM calon penyedia barang dan jasa untuk upload produk. Sudah 500-an UKM kita latih,” kata Ema, saat dikonfirmasi, Jumat (25/3/2022).
Selain itu, lanjutnya, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Koperasi dan UKM, kabupaten/ kota juga diwajibkan melakukan pelatihan dan pendampingan. Sehingga, UKM-nya bergabung ke Blangkon Jateng.
“Kabupaten/ kota yang lain masih on going process. Intinya semua kita wajibkan bergabung Blangkon Jateng,” tandas Ema.
Sebagai informasi, aplikasi Blangkon Jateng merupakan internalisasi perubahan budaya kerja menuju digitalisasi pengadaan barang/ jasa. Tujuannya untuk memudahkan dan perluasan usaha kepada UKM dan Koperasi dalam pasar pengadaan barang/ jasa pemerintah, hingga menjadikan pengadaan lebih inklusif, transparan, dan akuntabel.
E-Katalog tersebut dapat diakses melalui situs blangkonjateng.jatengprov.go.id. Dalam aplikasi tersebut, penggunaannya cukup mudah. Seluruh transaksi juga dapat dilihat.
Tertera dalam aplikasi, saat ini total penyedia atau UKM yang bergabung jumlahnya 2.448 penyedia, di antaranya 1.244 non badan usaha, dan 1.205 badan usaha. Keseluruhan produk tayang sebanyak 55.082 produk.
Jumlah transaksi, bisa dilihat dalam opsi transaksi vendor, mencapai Rp15 miliar. Transaksi terbanyak berdasarkan kategori adalah katering makanan dengan nilai Rp4 miliar.
Sebelumnya Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Bali usai mengikuti pengarahan Presiden Jokowi kepada menteri kabinet, kepala lembaga, kepala daerah dan kepala BUMN terkait aksi afirmasi bangga buatan Indonesia, mengatakan, arahan presiden sangat clear. Semua harus menggenjot pertumbuhan ekonomi dengan kekuatan bangsa sendiri.
“Kalau 40 persen anggaran baik APBN maupun APBD digunakan untuk membeli produk-produk dalam negeri khususnya UMKM, maka ini betul-betul bisa menstimulus pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Ditambahkan, e-katalog menjadi solusi paling bagus untuk persoalan ini. LKPP sudah membuat terobosan agar produk dalam negeri maupun produk UMKM bisa masuk ke dalam e-katalog.
“Alhamdulillah di Jateng sudah berjalan. E-katalog kita sudah jalan bernama Blangkon Jateng. Jadi begitu LKPP punya ide memasukkan UMKM ke e-katalog, kita langsung komunikasi dan kita undang. Kita sudah sejak tahun lalu berjalan,” pungkasnya. (fad/jtg)
Discussion about this post