Seminar Perencanaan Karir

POLA pengembangan kemahasiswaan UAD sudah ada perencanaan sejak jadi mahasiswa baru, yang tahun pertama dibekali dengan soft skills pertama terkait untuk bisa beradaptasi dengan dunia kampus.

“Dan salah satu keberhasilan kampus ialah melihat mahasiswanya mampu meraih impian dan sukses pada pekerjaannya,” kata Dr Gatot Sugiharto, SH, MH, Wakil Rektor UAD Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, ketika membuka Seminar Perencanaan Karir, Sabtu (31/7/2021).

Menurut Gatot, terserapnya lulusan baik di dunia kerja maupun dunia usaha memberikan bukti bahwa kampus terus berjuang dalam memberikan pendidikan dan mengasah ketrampilan mahasiswa agar cakap dan sukses dalam bidang yang digelutinya.

Dalam seminar yang diadakan Pusat Pengembangan Karir UAD yang bertemakan “Persiapkan Diri untuk Meraih Cita-cita dan Kesuksesan di Era Revolusi Industri 4.0 dengan Penuh Percaya Diri” dilaksanakan secara daring melalui kanal YouTube UAD, dipandu Choirul Fajri, S.I.Kom, MA (Kepala Bimawa UAD) dengan pemateri adalah Analisa Widyaningrum, M.Psi, Psikolog (Director and Founder Analisa Personality Development Center) dan Laely Tri Agustina, S.Pd (Alumni Terbaik UAD Awards 2021).

Pada kesempatan itu Analisa nampak bersemangat memotivasi peserta dan mengajak untuk berkaca diri, menemukan bakat serta passionnya agar dapat menjadi sarana mencapai kesuksesan.

Mantan penyiar Radio Yasika FM, Jogja TV, RBTV dan TVRI Yogyakarta mengatakan, keyakinan untuk sukseslah yang paling memengaruhi kesuksesan seseorang. “Sebab, keyakinan itu bisa mentransfer energi positif yang banyak,” papar seorang psikolog dan inspirator muda ini.

“Jadi, mulai dari keyakinan seseorang akan berpikir, kemudian sering diucapkan dan diwujudkan dalam tindakan,” kata Analisa, yang menerangkan kesuksesan tidak didapatkan secara instan.

How you push back after the difficult time, menjadi pesan yang diselipkan Analisa. Ketika mengalami kekecewaan dan kegagalan, kata Analisa, bukan berarti segala sesuatunya telah selesai.

Ia mengaku, waktu kuliah sesusah apa pun situasinya, ucapan orang tua yang selalu diingat dan dipikirkan. “Lelah mereka jadi Lillah pada saat kita berjuang dan nggak mau menyerah,” ungkap Analisa, yang memberikan terbaik untuk orangtuanya.

Perjalanan hidup lulusan terbaik UGM (2007) dengan IPK 3,8 ini, dijalani dengan berbagai tantangan. Melalui perjuangan dan kerja keras yang lebih.

Dalam perjalanan hidupnya ia belajar bahwa kepercayaan diri hanya akan tumbuh pada orang yang memahami diri sendiri dengan baik.

Lalu ketika dia ingin cuti kuliah karena keluarganya mengalami krisis ekonomi, papanya mencegahnya. “Kalau kamu cuti kuliah berarti papa nyerah dong. Kita ketemu di Grha Sabha Pramana. Kamu satu-satunya dari dua generasi papa dan mama yang masuk UGM,” ungkap Analisa.

Analisa pun masih ingat ucapan mamanya. “Mama nggak perlu jadi S3 untuk punya anak gelar S3. Mama capek banget kerjanya pagi, sore sampai malam karena mama cuma lulusan SMA. Kalau kamu bisa sekolah setinggi mungkin, besok kerjanya enak,” kata Analisa menirukan mamanya.

Perempuan inspiratif di bidang pendidikan dari produk kosmetik Wardah ini mengatakan, Analisa Personality Development Center adalah bukti keseriusannya di bidang psikologi dan kepribadian.

Di sisi lain Laely Tri Agustina lebih banyak bercerita soal pengalaman jadi mahasiswa dan praktisi serta pendidik di Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.

Langkahnya dimulai pada tahun 2015 ketika hijrah di Yogyakarta hingga sekarang. Awalnya, meraih mimpi bersama PAI UAD.

Menurutnya, berbagai impian perlu diwujudkan perlahan-lahan. “Wujudkan impian dalam bentuk kata-kata menjadi sebuah kenyataan,” kata Laely.

Bagi Laely, setiap orang punya impian yang sama dan ingin sukses. “Cuma jalannya saja yang berbeda,” kata Laely.

Katanya lagi, tujuan orang itu sama ingin sukses dan meraih impian, yang nantinya berpengaruh untuk masa depannya.

Kepada peserta Laely berharap untuk membuat perencanaan karir, tekuni bakat, perluas jaringan dan positive mind. “Apa pun impiannya tulis dan ingatlah,” kata Laely yang sempat membuat 8 buku antologi. (Fan)