PRESIDIUM Pimpinan Nasional (Pimnas) Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Sri Mulyono mengatakan, semangat kebangkitan nasional harus terus dihidup-hidupkan. Apinya pergerakan kebangsaan harus terus dirawat dan dikembangkan, untuk menjadi turbin penggerak perjalanan bangsa dalam menuju cita-cita nasional Indonesia yang maju bermartabat dan rakyatnya makmur sejahtera lahir batin.
“Pembangunan bidang pendidikan harus difokuskan pada peningkatan ilmu pengetahuan dan kesadaran. Sehingga melahirkan kemajuan berpikir dan sikap bertanggungjawab terhadap masa depan bangsa,” katanya dalam rangka peringatan hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 2021 ini.
Dia mengungkapkan, pendidikan harus menjadi produsen generasi yang berpikiran maju, cakap, berkarakter dan sekaligus berkomitmen sosial yang tinggi. Bukan sekadar generasi yang cerdas, tetapi alpa akan tanggungjawab dan komitmen sosial.
“Usaha-usaha yang berkesinambungan terkait “nation and character building” harus terus dilakukan untuk menjaga imaji kebangsaan yang kokoh. Persatuan nasional yang kuat dan rasa senasib-sepenanggungan di antara sesama anak bangsa. Inilah modal sosial yang penting untuk Persatuan Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Dilanjutkannya, dia juga mendorong pemerintah untuk terus menyelenggarakan pemerintahan yang demokratis dan pembangunan yang Indonesia sentris.
“Otonomi daerah dan otonomi khusus harus terus-menerus diselenggarakan secara makin efektif dan konsisten. Pemerataan pembangunan dan kesejahteraan rakyat harus terus dijalankan, sehingga berbagai ketimpangan yang terjadi dapat segera dikoreksi secara nyata. Indonesia yang maju dan bersatu adalah Indonesia yang merasakan hasil kemerdekaan dan pembangunan secara adil dan merata,” ucapnya.
Dia melanjutkan, mendorong hadirnya sikap hidup yang optimis dan berani bekerja keras menghadapi tantangan zaman dan menjauhkan sikap pesimis, cepat menyerah, putus-asa dan bersantai-santai.
“Transformasi budaya nasional dan cara hidup rakyat adalah bagian penting dari kebangkitan nasional Indonesia. Tidak ada bangsa yang bangkit dan maju sejahtera tanpa dukungan transformasi budaya yang kompatibel dengan kemajuan,” demikian Mulyono. (zal/kif)
Discussion about this post