SASTRAWAN Senior di Bogor menyampaikan pencerahan dalam penggunaan kata istilah yang bersifat sindiran maupun yang bersifat sanjungan.
Penggunaan kata istilah yang bersifat sindiran sebaiknya tidak dilekatkan dengan kata profesi atau kelembagaan supaya tidak menimbulkan kegaduhan di kalangan masyarakat.
Hal ini dijelaskan Rd. Ace Sumanta, selaku Budayawan dan Sastrawan Senior, Jum’at (18/06/2021), dengan maksud untuk meredam polemik agar tidak berkepanjangan pasca Ade Yasin selalu Bupati Bogor melontarkan pernyataan “wartawan bodrek” dihadapan publik saat kegiatan Rebo Keliling (16/6) kemarin.
“Konteks prilaku termasuk ke ranah pekerjaan dan sikap, sedangkan wartawan adalah profesi yang mulia dan tidak semua orang bisa melakukan pekerjaan yang membutuhkan banyak disiplin ilmu tidak hanya ilmu jurnalistik,” jelas Rd. Ace Sumanta, yang juga Dewan Redaksi SitusBogor.com
Ia menekankan, bahwa kata ‘Bodrek’ merupakan istilah sindiran dalam retorika dan ungkapan yang tentu tidak tepat di ucapkan tokoh publik. Pada Masa Orde Baru, istilah ‘Bodrek’ dimaksud adalah murahan yang mudah dibeli, seperti halnya Bodrex (obat untuk menghilangkan sakit kepala) yang ketika itu dijual bebas di warung – warung dengan harga relatif murah.
”Istilah ini sindiran pada jaman Orde Baru, entah siapa orang yang pertama kali mempopulerkannya, karena saat itu keberadaannya dianggap menjadi beban. Kata :Bodrek’ yang dirujuk itu mengacu kepada mereka yang mengaku wartawan acapkali datang lebih dari 5 orang, atau istilahnya bergerombol,” terangnya.
Menurutnya, apa yang diungkapkan Ade Yasin di Klapanunggal merupakan ungkapan sindiran kepada oknum yang selalu bergerombol mencari keuntungan pribadi dengan mencari – cari kesalahan kinerja Kepala Desa. Namun, disarankan kedepannya kepada Ade Yasin untuk memilih istilah kata yang positif.
“Sah-sah saja investigasi dalam mengungkap kebenaran. Begitu juga kenapa harus takut Kepala Desa jika memang benar dan sesuai prosedur, serra transparan. Tentu analisis wartawan maupun LSM sudah mengetahui tidak sedikit oknum di desa yang memainkan anggaran dan pekerjaan tidak sesuai dengan aturan dan prosedur,” imbuhnya.
Dengan demikian, kata Ace mengatakan, kurang tepat jika Ade Yasin selaku Bupati Bogor menuding dengan mengatakan istilah ‘Bodrek atau Bodong’. Sebaiknya harus bersama-sama saling evaluasi. “Ini tugas Dinas Kominfo atau Humas supaya sinergitas dapat terbangun tanpa membeda – bedakan profesi atau media massa.
Untuk diketahui, selain Sastrawan, Budayawan dan Pegiat Literasi Masyarakat, Rd.Ace Sumanta juga mengenyam pendidikan jurnalistik di Universitas Asyafiiyah Jakarta, dimana Prof. Dr. Djimly Asidiqy sebagai Pembantu Rektor III. Sertifikat pendidikan kursus jurnalistik yang ia peroleh itu di tanda tangani oleh Prof. Dr. Djimly, yang kini dia sebagai anggota DPD RI dan Ketua Umum ICMI pusat. |B-01|