FAKULTAS Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengadakan seminar internasional Islam in World Perspectives Symposium (IWOS) #3 dengan tema “Revitalizing Wasathiyah Islam in Responding to Global Issues” (Revitalisasi Islam Wasathiyah dalam Menjawab Isu Global) pada Sabtu (3/12/2022) di Amphitarium Lantai 9 Kampus Utama UAD, Jl Jenderal Ahmad Yani, Ringroad Selatan, Kragilan, Kalurahan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul.
Kegiatan dengan pembicara H Muhammad Chirzin (Institut Pemikiran Islam Internasional Indonesia), Prof Dr Dien Syamsuddin (Ketua World Peace Forum/Ketua Global Fulcrum Wasatiyat Islam/UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Prof Dr Zaid Bin Ahmad (University Putra Malaysia), Drs. Parjiman, M.Ag (Wakil Rektor UAD Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan), dibuka Rusydi Umar, ST, MT, Ph.D selaku Wakil Rektor Bidang Akademik. Hadir Dr Anhar Anshari (Kepala Pengembangan Studi Islam UAD) dan Dr Nur Kholis, MAg (Dekan FAI UAD).
Di depan peserta dan dosen dari berbagai perguruan tinggi, Rusydi Umar, ST, MT, Ph.D, Wakil Rektor UAD Bidang Akademik, mengatakan, kegiatan ini bertujuan mempertemukan ilmuwan akademisi terkemuka dan peneliti untuk bertukar pikiran serta berbagi pengalaman. “Dan hasil penelitian mereka tentang Islam Wasathiyah dalam menanggapi isu global,” kata Rusydi Umar.
Menurutnya, Wasathiyah adalah ajaran Islam yang mengarahkan umatnya untuk bersikap adil, seimbang, bermanfaat dan proporsional.
Lebih lanjut dikatakan Rusydi, Wasathiyah atau moderasi kini telah menjadi wacana Islam yang diyakini membawa umat Islam unggul, lebih jujur dan relevan dalam berinteraksi dengan peradaban moderen di era globalisasi dan revolusi industri, informasi dan komunikasi.
PBB telah merilis beberapa isu global yang perlu menjadi perhatian kita. Di antara isu-isu global itu adalah perubahan iklim, krisis air, perdamaian dan keamanan, hak asasi manusia, hukum dan keadilan internasional, kesetaraan gender, big data untuk pembangunan berkelanjutan dan sebagainya.
“Islam sebagai agama Wasathiyah yang turun dengan janji sebagai agama yang selalu relevan dengan perkembangan situasi dan kondisi zaman, shalih li kulli zaman wa makan,” kata Habib Chirzin, yang menambahkan juga perlu menjawab persoalan global itu.
Oleh karenanya, para cendemiawan muslim harus merespon isu-isu global tersebut. “Misalnya dengan memikirkan kembali isu-isu teologis dan filosofis dalam Islam dengan disiplin ilmu moderen dan kontemporer,” papar Habib Chirzin.
Dikatakan Dekan FAI UAD, Dr H Nur Kholis, MAg, Islam in World Perspectives Symposium ini sebuah simposium yang diadakan FAI UAD Yogyakarta, menawarkan wadah bagi para cendekiawan, peneliti dan cendekiawan studi Islam. “Untuk mengungkapkan gagasannya,” tandasnya. (Fan)
Discussion about this post