Program Pengabdian Dosen UAD di Gunungkidul

Penyuluhan Optimalisasi Penggunaan Medsos untuk Menginisiasi dan Mengembangkan Usaha

DAMPAK pandemi Covid-19 sangat dirasakan masyarakat dari berbagai kalangan. Apalagi yang memiliki usaha. Sebagian bahkan ada yang gulung tikar karena tidak bisa memutar modal usaha. Selain itu, persaingan makin ketat dan menurunnya daya beli masyarakat.

Kondisi tersebut juga dirasakan warga masyarakat Desa Ngoro-oro, Patuk, Gunungkidul, yang banyak bergerak di bidang usaha menengah, kecil, dan mikro.

Sebagai bentuk kontribusi kepada masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melalui program pengabdian dosen mengadakan penyuluhan optimalisasi penggunaan media sosial untuk menginisiasi dan mengembangkan usaha.

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan secara daring dan menyasar pemuda-pemudi Dusun Soka, Jatikuning, dan Senggotan.

Sebagai narasumber, Jefree Fahana, ST, M.Kom, yang melibatkan tiga 3 mahasiswa, memaparkan kondisi usaha. “Khususnya UMKM yang terpukul akibat pandemi Covid-19,” kata Jefree, Jum’at (5/3/2021).

Disampaikan Jefree, orang bisa memanfaatkan media sosial untuk membuka peluang usaha. “Selain itu juga melakukan strategi rekayasa produk, membangun pasar komunitas melalui teknologi dan medsos yang ada,” ungkap Jefree.

Untuk saat ini, desa Ngoro-oro bisa dikembangkan dengan memanfaatkan sumber daya alam, misalnya membuat taman, lokasi outbond, bahkan potensial mengembangkan usaha oleh-oleh. “Karena ini merupakan jalur menuju tempat wisata Gunung Api Purba Nglanggeran,” kata Jefree.

Dikatakan Jefree, untuk memutar roda ekonomi di sekitar desa atau kampung perlu dimunculkan gerakan belanja di warung tetangga. “Hal itu untuk saling gotong-royong dan memutar roda ekonomi di sekitar desa,” tandasnya.

Melalui gerakan ini, kata Jefree, akan bisa mengembangkan dan menghidupi kegiatan di desa atau dusun dengan memanfaatkan WhatsApp atau sosmed lainnya. “Khususnya dalam transaksi pemesanan,” tambahnya.

Bagi Jefree, berbelanja di warung tetangga pada dasarnya membantu tetangga untuk membiayai hidup keluarga.

Setelah keluarga itu terbantu, maka keterlibatan di masyarakat akan semakin banyak. “Sedangkan jika berbelanja di supermarket keuntungannya tidak bisa dirasakan langsung masyarakat di lingkungan kita,” jelas Jefree.

Untuk membangun desa atau dusun, disampaikan Jefree, tahapan awalnya dengan mengedukasi literasi medsos kepada masyarakat.

Kata Jefree, ketika masyarakat sudah memanfaatkan medsos untuk kegiatan usaha akan meminimalisasi terjadinya penipuan atau kejahatan lain serta terhindar dari informasi hoax.

Ketua Karang Taruna, Kusdi, merasa bangga dan senang bisa mengikuti kegiatan yang diadakan UAD Yogyakarta. “Semoga UAD juga melakukan pendampingan secara intensif dalam pengembangan usaha,” pintanya.

Dikatakan Kusdi, banyak pemuda-pemudi yang memiliki usaha, namun targetnya hanya untuk pemenuhan kehidupan sehari-hari. (Fan)

Exit mobile version