MENJELANG pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2020, Polres Sleman, Yogyakarta menggelar stimulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) dalam rangka operasi mantab praja pengamanan Pilkada.
Stimulasi Sispamkota disaksikan langsung oleh Karo Ops Polda DIY Kombes Pol. Hermansyah, Kapolres Sleman AKBP Anton Firmanto dan sejumlah pejabat utama Polres Sleman.
Simulasi Sispamkota digelar dengan tujuan untuk melatih kemampuan dan keterampilan personel dalam menangani massa pengunjuk rasa maupun gangguan Kamtibmas khususnya saat pengamanan Pilkada serentak.
Dalam simulasi Sispamkota ini diasumsikan terjadi chaos atau kekacauan yang diakibatkan pendukung salah satu paslon tidak terima dengan hasil penghitungan suara sementara saat pelaksanaan rangkaian Pilkada Sleman.
Lantas, massa mendatangi kantor KPUD Sleman memprotes kecurangan yang terjadi saat penghitungan suara.
Menyikapi hal tersebut Poles Sleman menerjunkan personilnya mengambil langkah-langkah dari tindakan prefentif yang sampai akhirnya harus dilakukan tindakan tegas dengan memukul mundur masa yang sempat berbuat anarkhis.
Selain menindak tegas, Polres Sleman juga menghimbau kepada simpatisan salah satu paslon agar tenang dan tidak menambah keruh suasana serta menyarankan apabila tidak puas dengan hasil penghitungan suara bisa melayangkan protes secara resmi di Bawaslu Sleman.
Kapolres Sleman AKBP Anton Firmanto, menyampaikan, stimulasi Sispamkota dengan tujuan untuk melatih kemampuan dan keterampilan personel dalam menangani massa pengunjuk rasa.
“Untuk mewujudkan kesiapan dan profesionalisme personil maka diperlukan latihan, salah satunya adalah Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota). Ini merupakan bentuk latihan ketika situasi keamanan tidak kondusif (anarkis massa), dampak dari Pilkada serentak 2020 maka diperlukan penanganan yang sesuai dengan Undang-undang dan protap yang berlaku,” terangnya.
Dikatakan Kapolres, perlu dipahami bersama bahwasannya Pilkada 2020 kita mempunyai tugas yang sangat berat. k
Karena, lanjutnya, pelaksanaan dilakukan secara serentak dan akan menimbulkan kerawanan yang sangat tinggi khususnya pada saat distribusi surat dan kotak suara, pemungutan serta penetapan hasil Pilkada dan pasca pelaksanaan Pilkada itu sendiri.
Selain menjadi cara meningkatkan kemampuan stimulasi Sispamkota sekaligus untuk merefresh agar anggota Sabhara semakin profesional dalam melaksanakan tugas di lapangan dan memiliki gambaran apa yang akan dilakukan jika menghalau massa.
Saat dihubungi Inilah Jogja, Kassubag Humas Iptu Edy Widaryanta menambahkan, stimulasi Sispamkota juga memiliki nilai yang strategis dan efektif. Karena kita sebagai institusi yang diberikan amanat oleh undang-undang sebagai alat negara memelihara ketertiban masyarakat.
“Apalagi, pada tahun 2020 ini juga ada Pilkada serentak yang berpotensi terjadi aksi unjuk rasa besar. Semua ini dipersiapkan untuk menjaga keamanan, ketertiban agar wilayah hukum Polres Sleman tetap kondusif dan terpelihara,” pungkas Edy Selasa 18 Agustus 2020. (tan/fia)
Discussion about this post