TINGGINYA tingkat kriminalitas di wilayah Kabupaten Sleman memberikan tantangan bagi Polres Sleman dan Polsek jajaran untuk terus mencegah maupun pengungkapan tindak kriminalitas.
Guna mencegah serta mengantisipasi maraknya aksi kejahatan jalanan yang terjadi akhir-akhir ini yang meresahkan masyarakat, Polres Sleman membentuk Team Panther yang diinisiasi oleh Kapolres Sleman AKBP Anton Firmanto.
Polres Sleman mengerahkan personilnya untuk melaksanakan patroli malam hari dalam program KKYD (Kegiatan Kepolisian Yang Ditingkatkan) guna mencegah aksi klitih (kejahatan jalanan) yang sedang marak terutama pada malam hari.
Team Panther Polres Sleman yang dibentuk melibatkan 50 Polres Sleman personil meliputi Reskrim, Intel, Narkoba serta Sabhara yang dalam pelaksanaanya akan patroli mobiling wilayah rawan terjadinya tindak kejahatan.
Adapun tujuan dibentuknya Team Panther agar kenyamanan aktifitas masyarakat Jogja pada malam hari terutama masyarakat pengguna jalan tidak terusik dengan ulah sekelompok remaja belasan tahun yang melakukan Klithih serta menekan tindak kriminalitas di wilayah hukum Polres Sleman.
Selain itu juga untuk meminimalisir dan mengantisipasi tindak kekerasan dijalan raya dimana pelaku rata-rata adalah masih usia remaja/anak sekolah. Kegiatan patroli hunting system ini sasaranya pada tempat-tempat rawan dan pada jam rawan dengan TO sekelompok orang yang dicurigai dan antisipasi aksi jalanan.
Patroli ini merupakan implementasi dari program prioritas Kapolri menuju Polri Promoter dimana salah satu pointnya adalah Penguatan Harkamtibmas (Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) dan sesuai dengan perintah Kapolda DIY Irjen Pol Asep Suhendar.
Kapolres Sleman AKBP Anton Firmanto, menjelaskan Rabu 3 September 2020, daerah Kabupaten Sleman adalah daerah dengan tingkat laporan pidana tertinggi daripada Polres lainya di Polda DIY.
Menyikapi akan hal itu Kepolisian terkhusus Polres Sleman giat melakukan patroli malam hari dengan dibentuknya team yang bernama Team Panther.
“Diadakannya patroli ini untuk menciptakan situasi yang kondusif. Juga untuk mempersempit ruang gerak tindak kejahatan dan tindakan kriminalitas yang meresahkan masyarakat serta mengantisipasi gangguan kamtibmas di wilayah Kabupaten Sleman,” sambungnya.
“Apabila ada kendala dan mendapatkan hal-hal yang mencurigakan agar segera berkoordinasi dengan Perwira Pengendali (Padal) untuk melakukan langkah Polres Sleman Bentuk Team Progo Sakti Sleman selanjutnya. Kemudian apabila menemukan kejadian yang menggangu Kamtibmas agar segera bergerak cepat qiuck respon dalam mendatangi kejadian tersebut,” pesan Kapolres Sleman
Harapanya dengan adanya team patroli ini masyarakat pengguna jalan khususnya di wilayah Sleman yang melakukan aktifitas di malam hari tidak merasa was-was dan khawatir.
Kapolres menyampaikan, pembentukan ini berawal dari kami di Polda dulu membentuk Progo Sakti. Ini adalah terusannya intinya sama bahwa team ini bertugas untuk mencegah dan memberantas aksi kejahatan jalanan utamanya curat, curas dan curanmor.
“Mudah-mudahan team ini dapat solid bekerja, cara bertindaknya diatur oleh Kasat Reskrim dan Kasat Intel, mereka sudah punya pola-pola sendiri dalam melaksanakan tugas”.
“Kita tidak boleh takut, karena kita diberi kewenangan oleh undang-undang untuk memberantas hal seperti ini. Memberi rasa nyaman dan aman khususnya Kabupaten Sleman,” papar Kapolres Sleman
Lebih anjut Kapolres Sleman menambahkan, nanti ada media sosialnya setelah ini secara tehnis Kasat Reskrim dan Kasat Intel. Bagaimana masyarakat lebih mudah untuk memberitahukan informasi kejadian yang terjadi pasti itu akan kita berikan.
“Kalau tidak kita berikan percuma masyarakat susah untuk berkomunikasi dengan kita,” tambahnya
Team yang dibentuk sudah kita bekali, mereka sudah punya basic masing-masing. Karena yang kita tahu ada basic reskrim sejati yang memang sudah dikjur, ada teman-teman dari brimob dan mereka sudah pengalaman dalam ungkap kasus-kasus kejahatan jalanan.
“Memang untuk kasus-kasus kejahatan jalanan tidak bisa dilakukan dengan cara soft harus juga dengan cara hard namun terukur, karena apa supaya ada efek jera, kalau tidak ada efek jera mereka akan ulang,” tegasnya.
Kapolres Sleman juga memerintahkan personilnya kalau ada perlawanan kita lawan. Kita diberikan senjata itu untuk melawan namun terukur dalam arti kata lawan sudah tidak berdaya kelihatan anak-anak dibawah umur kelihatan sudah tidak sadar tidak boleh.
“Disitu memang polisi di didik untuk melihat sikon baru mengambil tindakan tetapi kita tetap dibatasi dengan Undang-undang, SOP untuk tidak boleh semena-mena. Minimal dengan adanya Team Panther mereka berfikir tidak akan berbuat seperti itu lagi,” pungkasnya. (re/tan)