PERKEMBANGAN komite dan kelompok kerja (working group) di North Indian Ocean Hydrographic Commision (NIOHC) yang meliputi North India Chart Coordination Working Group (NICCWG), NIOHC Capacity Building dan NIOHC Statute Working Group dibahas dalam pertemuan internasional NIOHC ke-22 yang digelar TNI Angkatan Laut, dalam hal ini Pusat Hidro Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).
Kegiatan yang berlangsung secara hybrid di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta pada 13-15 Februari 2023 dibuka Laksamana Madya TNI Nurhidayat selaku Komandan Pushidrosal dan Chair NIOHC, dihadiri 12 negara anggota NIOHC di antaranya Bangladesh, India, Oman, Australia, Pakistan, Saudi Arabia, Thailand, Inggris dan Indonesia sebagai tuan rumah. Juga ada empat negara lain selaku observator, di antaranya Amerika Serikat dan Rusia.
Dalam pertemuan tersebut delegasi Indonesia diwakili Asopssurta Danpushidrosal Laksamana Pertama TNI Dyan Primana Sobaruddin, MSc, Aspamkersamtas Danpushidrosal Kolonel Laut (E) Renny Lilik Asmoro dan Kadispeta Pushidrosal Kolonel Laut (P) Agus Sutrianto.
Agenda dan kegiatan pertemuan itu, di antaranya penyampaian national report oleh tiap negara anggota NIOHC (member dan associate member).
National report ini bertujuan untuk menyampaikan informasi perkembangan yang telah dicapai oleh Lembaga Hidrografi masing-masing negara anggota terkait.
Informasi yang disampaikan negara peserta, di antaranya penyelenggaraan kemampuan survei hidrografi, kegiatan capacity building maupun kontribusi Lembaga Hidrografi pada bidang ruang lingkup secara nasional maupun regional seperti Search and Rescue (SAR) dan tanggap bencana alam.
Pertemuan tersebut diharapkan dapat membangun saling pengertian tentang pentingnya hidrografi untuk mendukung transformasi blue economy dunia. Selain itu, dapat menjawab tantangan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Dijelaskan Laksamana Madya TNI Nurhidayat, NIOHC atau Komisi Hidrografi Samudra Hindia Utara ini, merupakan bagian dari International Hydrographic Organization (IHO). “Merupakan organisasi hidrografi internasional yang dibentuk pada tahun 1921,” jelas Laksamana Madya TNI Nurhidayat.
Laksamana Madya TNI Nurhidayat mengatakan bahwa Pushidrosal secara aktif terlibat dalam forum Hidrografi Global dan Regional dan mengelola data Hidro Oseanografi secara luas untuk mendukung implementasi perlindungan lingkungan, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya maritim, pengelolaan wilayah pesisir, transportasi laut yang aman dan efisien. “Selain juga langkah-langkah pertahanan maritim yang kuat,” tandas Laksamana Madya TNI Nurhidayat.
Terkait pengembangan blue economy, keterlibatan hidro oseanografi dan juga mencakup pengembangan industri perkapalan serta peningkatan bisnis pariwisata, penyebaran konvervasi hutan mangrove, sangat bermanfaat untuk mengurangi dampak dari tsunami.
Prinsipnya, pertemuan ini membuat agar laut menjadi enak, aman dan nyaman untuk dilewati serta dilayari. “Makanya kerika Rusia, Amerika Serikat dan Inggris hadir dan bertemu dalam semeja, tidak usah heran,” kelakar Laksmana Madya TNI Nurhidayat.
Salah satu yang membuat jalur laut agar aman untuk dilewati adalah dengan adanya keberadaan peta. “Pelaut akan mendapatkan gambaran rute yang akan dilalui,” terang Laksamana Madya TNI Nurhidayat.
Lewat pertemuan itu dapat dilakukan pemetaan yang lebih modern, sejalan dengan era kekinian berbasis digital. “Keberadaan peta berbasis elektronik itu sangat dibutuhkan,” kata Laksamana Madya TNI Nurhidayat.
Melalui peta berbasis elektronik bisa menampilkan potensi gelombang laut, kondisi bawah laut yang dilalui, bahkan samping kiri dan kanan area laut sampai pada data metrologi. (Fan)
Discussion about this post