Perlu Diadakan Pengkajian Manajemen al-Ma’un

TEOLOGI al-Ma’un kurang cukup untuk menjawab persoalan zaman yang saat ini semakin kompleks.

“Perlu diadakan pengkajian soal manajemen al-Ma’un yang mencakup proses perencanaan sampai dengan pengawasan tafsir surat al-Ma’un,” kata Prof Hilman Latief, MA, PhD, Penasihat Lazismu PP Muhammadiyah, Minggu (2/10/2022).

Di depan Pengurus Harian Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Yogyakarta, Ketua Majelis dan Lembaga PDM Kota Yogyakarta, Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah, Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Kota Yogyakarta, Ketua Organisasi Otonom, Kepala SMA/SMK/MA, SMP/MTs dan SD Muhammadiyah se-Kota Yogyakarta, Hilman Latief menyampaikan Muhammadiyah adalah gerakan modernis, yang di dalamnya terdapat tajdid dan ijtihad.

“Tajdid dan ijtihad itu akan bergerak serta berubah untuk menjawab persoalan zaman,” tandas Hilman Latief.

Pembicara dalam sarasehan Cabang dan Ranting Muhammadiyah Kota Yogyakarta bertemakan “Membangun Keunggulan Cabang dan Ranting Berbasis Teologi al-Ma’un” yang diadakan di Amphitarium Kampus Utama UAD Jl Jenderal Ahmad Yani, Ringroad Selatan, Kragilan, Kalurahan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, selain Prof Hilman Latief, MA, PhD, juga ada Muhammad Ikhwan Ahada, S.Ag, MA (Ketua LPCR PWM DIY) dan Cahyono, SAg (Ketua Lazismu PWM DIY).

Disampaikan Ketua PDM Kota Yogyakarta, Drs H Akhid Widi Rahmanto, sarasehan ini dalam rangka syiar Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah.

“Dengan harapan bisa mencari terobosan baru dalam pengembangan dan penguatan cabang dan ranting di Kota Yogyakarta,” ungkap Akhid Widi Rahmanto.

Bagi Akhid, Muhammadiyah bukan sekadar organisasi. “Namun juga gerakan,” tandas Akhid, yang berharap kepada warga Muhammadiyah untuk menggugah kembali semangat al-Ma’un.

“Selain juga untuk membuat gerakan Muhammadiyah yang membumi dan memasyarakat,” ungkap Akhid. (Fan)

Exit mobile version