UNIVERSITAS Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta turut serta berperan dalam penanganan bencana dan masalah kemanusiaan. Dan UAD terus meningkatkan sinergi dengan berbagai pihak serta memberikan bantuan.
Berkaitan hal itu, Rektor UAD Dr Muchlas, MT didampingi Drs Parjiman MAg (Wakil Rektor Bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan), Dr Norma Sari, SH, MHum (Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia), Utik Bidayati, SE, MM (Wakil Rektor Bidang Keuangan, Kehartabendaan dan Administrasi Umum) dan Dr Gatot Sugiharto, SH, MH (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni) kunjungi SMK Muhammadiyah Pakem sebagai Poskor Muhammadiyah Siaga Merapi dan barak pengungsian di Balai Desa Purwobinangun, Pakem, Sleman, Rabu (3/2/2021).
Rombongan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang memberikan bantuan kepada Poskor Muhammadiyah Siaga Merapi dan barak pengungsian disertai Budi Setiawan, ST (Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center PP Muhammadiyah), Ketua dan Wakil Ketua MDMC PWM DIY, Dholina Inang Pambudi, MPd (Kepala Pusat Studi Mitigasi dan Penanggulangan Bencana UAD), PDM Kabupaten Sleman, PDA Kabupaten Sleman dan MDMC Kabupaten Sleman.
Di masa pandemi Covid-19 saat ini sangat sulit untuk mengatasi bencana. Dan adanya pembatasan interaksi, membuat relawan harus bekerja lebih keras dan cerdas. “Misalnya, dengan memberikan pengungsi mengelola lokasi pengungsian, tim relawan cukup mendampingi dan mengawasi,” kata Budi Setiawan, ST.
Di sela-sela mengunjungi Poskor Muhammadiyah Siaga Merapi, Budi Setiawan mengatakan bahwa MDMC Kabupaten Sleman memiliki kesiapan kejadian bencana. “Di ring bencana Merapi, Tim MDMC sudah siap siaga,” papar Budi Setiawan.
Menurut Budi, MDMC sudah siap siaga di ring Merapi dan sudah menjalankan manajemen risiko bencana. “Bukan manajemen bencana,” tandas Budi, yang menambahkan sebelum bencana terjadi sudah harus ada penanganan supaya tidak terjadi banyak korban.
Bagi Budi, tim harus siap siaga dan harus belajar dari kejadian-kejadian sebelumnya. “Supaya kejadian bencana erupsi Merapi tidak memakan banyak korban jiwa,” terang Budi Setiawan.
Dari sudut pandangnya selama menjadi relawan, tidak ada yang namanya prabencana. “Kalau sudah ada pengungsi, berarti sudah terjadi bencana,” tandas Budi, yang menerangkan kalau ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi harus segera bergerak.
Sementara itu Rektor UAD, Dr Muchlas, MT, mengatakan, sebagai bagian dari Persyarikatan Muhammadiyah, UAD berkali-kali bekerja sama dengan MDMC. “Hal itu sebagai komitmen tinggi dalam penanganan bencana sekaligus sebagai bentuk kepedulian UAD bagi masyarakat di lereng Gunung Merapi,” kata Muchlas.
Dikatakannya, UAD Yogyakarta telah mengunjungi dan memberi bantuan kepada korban gempa di Nusa Tenggara Barat, Palu, longsor di Jawa Barat dan gempa di Mamuju. “UAD memiliki prinsip migunani tumraping liyan,” papar Muchlas.
Sedangkan bantuan untuk Poskor Muhammadiyah Siaga Merapi, diharapkan lebih optimal dalam memberikan bantuan bencana. “Selain itu lebih memberi manfaat kepada masyarakat,” kata Muchlas, yang memberi apresiasi kinerja relawan Poskor Muhammadiyah Siaga Merapi.
Pada kesempatan itu, Rektor UAD Yogyakarta, Dr Muchlas MT berharap agar efektivitas kerja Poskor Muhammadiyah Siaga Merapi semakin meningkat.
“Dengan sinergi yang kuat,” tandas Muchlas, yang menambahkan UAD siap memberikan bantuan pascabencana, terutama psikososial. (Fan)
Discussion about this post