WILAYAH Kapanewon Dlingo, Bantul merupakan kawasan perbukitan yang memiliki pesona wisata yang cukup terkenal. Dari 16 lokasi wisata ada dua diantaranya paling menonjol yakni Hutan Pinus dan Bukit Becici. Dibalik itu Dlingo merupakan wilayah yang rentan terhadap kekeringan, tanah longsor serta pohon tumbang.
Demikian disampaikan Panewu Dlingo Agus Jaka Sunarya dalam acara Peningkatan Kapasitas Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) di Bukit Telo, Mangunan, Dlingo, Bantul, Selasa (15/11/2022).
Acara tersebut juga dihadiri Wakil Ketua Komisi A DPRD Bantul Suratun, Ketua FPRB Kabupaten Bantul Waljito, perwakilan dari Polsek dan Koramil serta pengurus FPRB Kapanewon Dlingo.
Terbukti dengan adanya curah hujan beberapa hari yang lalu mengakibatkan terjadinya tanah longsor di Dusun Seropan, Dlingo. Kejadian ini menimpa rumah penduduk, namun tidak menimbulkan korban jiwa.
Suratun berharap FPRB selalu meningkatkan kapasitasnya bergerak mengantisipasi seperti perampasan pohon di sepanjang Jalan Kali Urang, Dlingo beberapa waktu lalu. Selain itu selalu mengamati potensi bencana yang ada agar bisa mencegah resiko bencana.
Dia megaskan, tanpa FPRB pemerintah tidak bisa berbuat banyak. “Seandainya terjadi bencana ujung tombak yang pertama kali datang adalah relawan. Tidak mungkin harus menunggu dari Bantul, Pemerintah pasti terlambat,” ujarnya.
Sedangkan, Waljito menyampaikan, apresiasinya kepada relawan dan juga kepada DPRD bantul yang sangat memperhatikan relawan, termasuk adanya kegiatan Jambore 1.000 relawan beberapa waktu lalu.
“Jiwa relawan hanya berlandas niat, iklas dan dibarengi gotong royong,” katanya.
Waljito berharap semua fasilitas relawan minta dibantu, dicukupi. Alat-alat dan fasilitas lainya termasuk peningkatan kapasitas relawan. (zai/rth)
Discussion about this post