BEREDAR sebuah narasi di Facebook dan Instagram terkait kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia. Unggahan itu menyebutkan, gelombang kedatangan pengungsi Rohingya di akhir tahun 2023 untuk memenangkan capres-cawapres tertentu.
Klaim ini dikaitkan dengan kasus seorang pengungsi Rohingya di Tulungagung, Jatim yang pernah masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT). DPT membuka kemungkinan sang pengungsi ikut mencoblos pada Pemilu 2024.
Dikutip dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), narasi tersebut keliru. Sebab, pengungsi Rohingya yang melakukan perjalanan dari Bangladesh ke Indonesia dalam beberapa kelompok untuk menyelamatkan diri.
Mereka menyelamatkan diri dari ancaman bahaya di Myanmar dan Bangladesh, tempat mereka mengungsi sebelumnya. Adapun terkait temuan seorang pengungsi Rohingya yang masuk DPT, dia telah memiliki KTP dan KK sejak tahun 2006.
Namun, KTP dan KK tersebut dicabut oleh Dinas Kependudukan setempat dan KPU Kabupaten Tulungagung. Namanya pun telah dihapus dari DPT. (pmj/haf)